REQUEST
FOR PROPOSAL (RFP) LIBRARY APPLICATION
Perkembangan
perpustakaan digital tidak lepas dari perkembangan teknologi informasi. Digital
library dibangun diatas teknologi web, yang memungkinkan pengaksesan koleksi
oleh anggota, kapan dan dimanapun posisi pengguna berada melalui internet. Di
awal pengembangan digital library, para peneliti lebih memberikan perhatian
pada layanan sistem dan peningkatan jumlah digital resource yang dihasilkan,
seperti halnya yang disampaikan oleh Cleveland (1998), bahwa digital library –
digital library yang ada akhirnya menjadi kumpulan sumber daya yang berbeda dan
juga sistem yang berbeda, hal ini disebabkan karena sistem – sistem itu
dikembangkan untuk melayani komunitas tertentu dan kelompok kelompok user yang
ada.
Program aplikasi adalah
sederetan kode yang digunakan untuk mengatur komputer supaya dapat melakukan
pekerjaan sesuai dengan keinginan programmer atau user. Atau definisi lain
aplikasi merupakan kumpulan dari prosedur-prosedur yang digunakan untuk
mengolah data menjadi informasi. Misalnya penjumlahan, klasifikasi, rotasi,
koreksi geometri, query, overlay, buffer, jointable dan sebagainya.
Konsep Dasar Aplikasi
Berbasis Web
Web merupakan kumpulan
informasi pada server komputer yang terhubung satu sama lain dalam jaringan
internet maupun intranet. Sedangkan aplikasi berbasis web secara prinsip
menyerupai aplikasi dalam komputer biasa. Yang membedakan adalah dalam aplikasi
web based menggunakan tag-tag html sebagai dasar tampilan, sedangkan aplikasi
program komputer menggunakan berbagai platform bahasa pemrograman.
Di awal pengembangan digital
library, para peneliti lebih memberikan perhatian pada layanan sistem dan
peningkatan jumlah digital resource yang dihasilkan, seperti halnya yang
disampaikan oleh Cleveland (1998), bahwa digital library – digital library yang
ada akhirnya menjadi kumpulan sumber daya yang berbeda dan juga sistem yang
berbeda, hal ini disebabkan karena sistem – sistem itu dikembangkan untuk
melayani komunitas tertentu dan kelompok - kelompok user yang ada.
Pada perkembangan
selanjutnya, isu yang muncul adalah interopabilitas. Seperti yang disebutkan
oleh Vullo (2010), interopabilitas (interopability) adalah sebuah aktifitas
yang mengacu pada kemampuan sistem yang beragam dan organisasi untuk bekerja
sama. Aktifitas ini sebenarnya telah diramalkan oleh Cleveland, yaitu bahwa
pasca perkembangannya(digital library), interopabilitas antara digital library
(dalam hal arsitektur, metadata dan format dokumen) juga mungkin terjadi dalam
pengembangan sistem yang dibangun relatif terbatas untuk tujuan dan komunitas
yang spesifik. Isu interoperabilitas ini kemudian melahirkan digital library
system yang sharable penggunaannya, salah satunya dibangun oleh Information
Society Technology, yaitu DELOS Digital Library Management System (DLMS).
DelosDLMS merupakan aplikasi open source digital library system yang dapat
didownload dan bebas digunakan sebagai sistem digital library system oleh pihak
manapun. Selain DelosDLMS ada juga proyek yang disebut Koha Integrated Library
System (ILS) yaitu sistem open source yang juga bebas didownload dan digunakan
oleh institusi manapun untuk pengelolaan library information system.
Dari penjelasan
tersebut terdapat dua istilah dalam pengembangan sistem perpustakaan, yaitu
digital library system dan integrated library system atau library management system.
Persamaan dari kedua sistem tersebut adalah open source, diperbolehkan untuk
digunakan dan dikembangkan pada perpustakaan mana saja. Perbedaannya yaitu
digital library system digunakan untuk mengelola digital resource dan cara
pengaksesannya, sedangkan library management system digunakan untuk mengelola
sirkulasi, keanggotaan, kataloging dan online public access catalog.
Pada sisi lain
kebutuhan mencari referensi menggunakan otomatisasi perpustakaan meningkat pada
semua tingkatan penyelenggara pendidikan, baik dasar, menengah dan perguruan
tinggi, karena disadari bahwa pemanfaatan non-digital resource tetap tidak
dapat digantikan oleh digital resource. Oleh karena itu kebutuhan pencarian
non-digital resource tetap akan berlangsung dan berkembang semakin meluas.
Keunggulan digital library system adalah memberikan kontribusi akses download
digital resource dari manapun melalui internet. Namun digital library system
tidak menyediakan informasi tentang non-digital resource. Sebaliknya, pada
library management system memberikan kontribusi pada pengelolaan operasional
perpustakaan yang secara otomatis menyediakan informasi non-digital resource.
Namun pada library management system tidak menyediakan digital resource dan
pemanfaatannya.
Pemanfaatan digital resource
tidak menggantikan pentingnya non-digital resource. Kebutuhan pengguna untuk
mencari non-digital resource meningkat keluar dari lingkup lokal. Keberadaan
digital resource dan non-digital resouce saling mendukung dalam memenuhi
kebutuhan pengguna. Teknologi web yang diterapkan dalam digital library mampu
memperluas cakupan pencarian referensi, namun tidak menyediakan informasi
non-digital resource. Sebaliknya library management system mampu menyediakan
informasi non-digital resouce secara baik pada lingkup lokal, namun tidak
menyediakan digital resource.
Pengembangan sistem
baru dilakukan dengan cara menggabungkan dua arsitektur dari digital library
system dan library management system. Untuk memenuhi hal tersebut maka seluruh
aplikasi dibangun menggunakan web application. Dalam tesis ini, pembangunan web
application menggunakan tahapan Waterfall model. Pada tahap perancangan
menggunakan unified modelling language dan pada tahap penerapan sistem
menggunakan open source object oriented programming Hypertext PreProcessor
(PHP). Dan penyimpanan data menggunakan MySql database management system.
Web Application
Dewasa ini web
application dikenal sebagai aplikasi yang diakses melalui web browser dan
melalui jaringan seperti Internet atau intranet. Kemampuan untuk memperbarui
dan memelihara aplikasi web tanpa harus mendistribusikan dan menginstal
perangkat lunak pada kemungkinan ribuan komputer klien merupakan keunggulan
teknologi ini, selain juga untuk cross-platform compatibility. Termasuk
aplikasi web common webmail, penjualan ritel online, online pelelangan, wiki
dan banyak fungsi lainnya (en.wikipedia.org/wiki/ Web_application, 2009).
Pada jurnal yang
ditulis oleh Xu, dkk, (2005), menitikberatkan pada efektifitas dan efisiensi
sebuah testing terhadap aplikasi yang berbasis web application dengan
membandingkan dua metode yaitu Semantic Label dan XML description technique.
Lei Xu dan timnya mengembangkannya dengan melengkapi mekanisme feedback control
pada pembangunan aplikasi agar lebih menyempurnakan kualitas sistem. Edinburgh
(2005) membahas sebuah pendekatan pengujian pada web application. Dalam metode
pendekatannya analisa aliran data akan dianggap sebagai Function Level Testing,
Function Cluster Level Testing, Object Level Testing dan Web Application Level
Testing, dari level terendah hingga level tertinggi.
PHP
PHP (Hypertext
Preprocessor), merupakan bahasa pemrograman pada sisi server yang
memperbolehkan programmer menyisipkan perintah – perintah perangkat lunak web
server (apache, IIS, atau apapun) akan dieksekusi sebelum perintah itu dikirim
oleh halaman ke browser yang me-request-nya, contohnya adalah bagaimana
memungkinkannya memasukkan tanggal sekarang pada sebuah halaman web setiap kali
tampilan tanggal dibutuhkan. Sesuai dengan fungsinya yang berjalan di sisi
server maka PHP adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk membangun
teknologi web application.
(Kevin Yank, 2002) PHP
telah menjadi bahasa scripting untuk keperluan umum yang pada awalnya hanya
digunakan untuk pembangunan web yang menghasilkan halaman web dinamis. Untuk
tujuan ini, kode PHP tertanam ke dalam dokumen sumber HTML dan
diinterpretasikan oleh server web dengan modul PHP prosesor, yang menghasilkan
dokumen halaman web. Sebagai bahasa pemrograman untuk tujuan umum, kode PHP diproses
oleh aplikasi penerjemah dalam modus baris - baris perintah modus dan melakukan
operasi yang diinginkan sesuai sistem operasi untuk menghasilkan keluaran
program di channel output standar. Hal ini juga dapat berfungsi sebagai
aplikasi grafis. PHP tersedia sebagai prosesor untuk server web yang paling
modern dan sebagai penerjemah mandiri pada sebagian besar sistem operasi dan
komputer platform.
MySQL
MySQL adalah sebuah
implementasi dari sistem manajemen basisdata relasional (RDBMS) yang didistribusikan
secara gratis dibawah lisensi GPL (General Public License). Setiap pengguna
dapat secara bebas menggunakan MySQL, namun dengan batasan perangkat lunak
tersebut tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat komersial. MySQL
sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam basisdata yang telah
ada sebelumnya; SQL (Structured Query Language). SQL adalah sebuah konsep
pengoperasian basisdata, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan
data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara
otomatis. Kehandalan suatu sistem basisdata (DBMS) dapat diketahui dari cara
kerja pengoptimasi-nya dalam melakukan proses perintah-perintah SQL yang dibuat
oleh pengguna maupun program-program aplikasi yang memanfaatkannya.
Sebagai peladen basis
data, MySQL mendukung operasi basisdata transaksional maupun operasi basisdata
non-transaksional. Pada modus operasi non-transaksional, MySQL dapat dikatakan
unggul dalam hal unjuk kerja dibandingkan perangkat lunak peladen basisdata
kompetitor lainnya. Namun demikian pada modus non-transaksional tidak ada
jaminan atas reliabilitas terhadap data yang tersimpan, karenanya modus
nontransaksional hanya cocok untuk jenis aplikasi yang tidak membutuhkan
reliabilitas data seperti aplikasi blogging berbasis web (wordpress), CMS, dan
sejenisnya. Untuk kebutuhan sistem yang ditujukan untuk bisnis sangat
disarankan untuk menggunakan modus basisdata transaksional, hanya saja sebagai
konsekuensinya unjuk kerja MySQL pada modus transaksional tidak secepat unjuk
kerja pada modus nontransaksional.
MySQL memiliki beberapa
keistimewaan, antara lain :
1. Portabilitas. MySQL dapat berjalan stabil
pada berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac Os X Server,
Solaris, Amiga, dan masih banyak lagi.
2. Perangkat lunak
sumber terbuka. MySQL didistribusikan sebagai perangkat lunak sumber terbuka,
dibawah lisensi GPL sehingga dapat digunakan secara gratis.
3. Multi-user. MySQL
dapat digunakan oleh beberapa pengguna dalam waktu yang bersamaan tanpa
mengalami masalah atau konflik.
4. 'Performance
tuning', MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam menangani query
sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak SQL per satuan waktu.
5. Ragam tipe data.
MySQL memiliki ragam tipe data yang sangat kaya, seperti signed / unsigned
integer, float, double, char, text, date, timestamp, dan lainlain.
6. Perintah dan Fungsi.
MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah Select
dan Where dalam perintah (query).
7. Keamanan. MySQL
memiliki beberapa lapisan keamanan seperti level subnetmask, nama host, dan
izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetail serta sandi terenkripsi.
8. Skalabilitas dan
Pembatasan. MySQL mampu menangani basis data dalam skala besar, dengan jumlah
rekaman (records) lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 milyar baris.
Selain itu batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap
tabelnya.
9. Konektivitas. MySQL
dapat melakukan koneksi dengan klien menggunakan protokol TCP/IP, Unix soket
(UNIX), atau Named Pipes (NT).
10. Lokalisasi. MySQL
dapat mendeteksi pesan kesalahan pada klien dengan menggunakan lebih dari dua
puluh bahasa. Meski pun demikian, bahasa Indonesia belum termasuk di dalamnya.
11. Antar Muka. MySQL
memiliki antar muka (interface) terhadap berbagai aplikasi dan bahasa
pemrograman dengan menggunakan fungsi API (Application Programming Interface).
12. Klien dan
Peralatan. MySQL dilengkapi dengan berbagai peralatan yang dapat digunakan
untuk administrasi basis data, dan pada setiap peralatan yang ada disertakan
petunjuk online.
13. Struktur tabel.
MySQL memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam menangani ALTER TABLE,
dibandingkan basis data lainnya semacam PostgreSQL ataupun Oracle.
Perpustakaan digital
berkembang menjadi sebuah organisasi yang menyediakan sumber daya, termasuk
didalammya staff khusus, bertugas memilih, menyusun, dan menawarkan akses
intelektual, menerjemahkan, mendistribusikan, memelihara integritas, menjamin
keutuhan dari waktu ke waktu hasil koleksi digital sehingga karya – karya
tersebut dapat dibaca dan secara ekonomis tersedia untuk dimanfaatkan oleh
comunitas tertentu maupun sekumpulan komunitas. (Waters,1998) Disampaikan oleh
Cleveland (1998), bersumber pada beberapa jurnal dan hasil diskusi sebelumnya
maka definisi karakteristik perpustakaan digital antara lain :
a. perpustakaan digital
merupakan perpustakaan yang mewakili perpustakaan traditional yang menyediakan
baik koleksi digital dan koleksi tradisional, termasuk koleksi media. Sehingga
perpustakaan tersebut memangkas biaya koleksi elektronik dan biaya kertas.
b. Perpustakaan digital
juga termasuk didalamnya adalah materi digital yang sebenarnya berada diluar
perpustakaan secara fisik namun memiliki link dari perpustakaan digital
lainnya.
c. Perpustakaan digital
juga akan berisi segala proses dan pelayanan yang menjadi tulang belakang dan
jaringan syaraf dalam perpustakaan digital. Walau bagaimanapun, beberapa
tradisional proses yang akan membangun pola kerja perpustakaan digital, yang
akan disempurnakan dan ditingkatkan untuk mengakomodasi perbedaan antara media
digital yang baru dan media tradisional .
Sushan Dhakal (2007),
memfokuskan pada pemanfaatan Open Digital Library pada rencana pendidikan masa
kini, dan deskripsi teknik dari arsitekturnya. Paper tersebut berdasarkan pada
penelitian dan pembangunan Digital Library Research Lab menggunakan OAI_PMH dan
PHP based harvester.
Waterfall Model Dalam
pembangunan perangkat lunak menggunakan Linear Sequential / Waterfall Model.
Metode ini merupakan model klasik yang bersifat sistematis, berurutan dalam
membangun software. Seiring dengan kebutuhan maka Waterfall Model mengalami
modifikasi yaitu ; Shasimi dan Roice’s Final model. Pada Third Computer Journal
Lecturer terdapat ulasan dengan judul Discussion on The Ideal of Program
Correctness by Tony Hoare , artikel tersebut membandingkan efektifitas beberapa
metode pengembangan sistem termasuk Waterfall Model. Pada perkembangannya
terdapat Waterfall model telah dimodifikasi, salah satunya adalah Roice’s Final
Model.
Fase-fase dalam
Waterfall Model menurut Pressman, (2005), yaitu:
1. Analysis
Mengumpulkan kebutuhan data perbandingan dan perkembangan teknologi web service
dan web application secara lengkap kemudian dianalisa kelayakannya untuk
dijadikan metode dalam pengembangan sistem informasi perpustakaan beserta
kebutuhan database yang harus dipenuhi oleh program yang akan dibuat. Fase ini
dikerjakan agar menghasilkan desain sistem yang lengkap.
2. Design Desain
software memiliki berbagai tahapan yang berfokus pada atribut program yang
jelas yaitu : data structure, software architecture, interface representations,
dan detail procedur(algorithm). Proses desain menterjemahkan kebutuhan pengguna
dalam sebuah dokumen aplikasi yang dapat diperkirakan kualitasnya sebelum
proses coding dimulai. Pada tahap ini menggunakan model Unified Modelling
Language sebagai perangkat pembuatan desain software.
3. Code Tahap Coding
adalah tahap dimana hasil desain software diterjemahkan ke dalam bahasa yang
dapat dimengerti oleh komputer. Dalam penelitian ini menggunakan bahasa
pemrograman PHP karena bahasa pemrograman ini mendukung aplikasi berteknologi
web. Database yang dihasilkan disimpan dalam aplikasi database MySQL.
4. Test Pengujian sistem
menggunakan Black box testing, yang menganggap aplikasi sebagai sebuah kotak
hitam dimana user mengabaikan sistem bisnis yang diadopsinya. Blackbox testing
menitikberatkan pada kesesuaian suatu komponen terhadap spesifikasi.
Perangkat Lunak
(Software)
Perangkat lunak yang
digunakan dalam perancangan terdiri dari beberapa jenis aplikasi :
a. aplikasi pengolah
kata : digunakan untuk mencatat laporan dalam bentuk dokumen dan lembar kerja.
Untuk kegiatan dokumentasi tersebut menggunakan Microsoft Office Word dan
Excell.
b. Aplikasi pengolah
desain : digunakan untuk menggambar perancangan dalam bentuk model desain
sistem dan database. Penulis menggunakan Rational Rose untuk membuat desain
pemodelan sistem.
c. Aplikasi pembangun
sistem/bahasa pemrograman : bahasa pemrograman merupakan aplikasi yang
digunakan untuk mengimplementasikan perancangan ke dalam program yang siap
digunakan Bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP versi 5.2.8 .
d. Aplikasi web server
: yaitu aplikasi yang berfungsi sebagai server dan pengolah database. Aplikasi
yang digunakan adalah XAMPP, aplikasi ini bersifat open source, mendukung
dinamic web, dan telah mencakup didalamnya adalah HTTP Server dan MySQL
database.
Desain
Desain software
memiliki berbagai tahapan yang berfokus pada atribut program yang jelas yaitu :
software architecture, detail procedur(algorithm), data structure dan interface
representations. Dalam Unified Modelling Language bentuk disain disajikan dalam
berbagai diagram, antara lain:
a. Software
Architecture : Use Case Diagram Perpustakaan Online.
b. Detail Procedure :
Sequence Diagram, Activity Diagram, Statemachine Diagram
c. Data Structure :
Class, Class Diagram
Metadata adalah data
tentang data yang terstruktur. Tetapi dalam penerapan banyak perbedaan untuk
menentukan elemen yang deskriptif pada sebuah data. Maka dibutuhkan sebuah
standar yang diberlakukan untuk data. Untuk menentukan sebuah unsur-unsur pokok
yang harus ada pada suatu standar metadata.
Beberapa standar
metadata yang berkembang diantaranya Standar Metadata MARC(Machine Readible
Cataloging), Dublin Core, MODS(Metadata Object Description Schema), dan METS
(Metadata Encoding and Transmission Specification). Standar metadata tersebut
digunakan dalam skema metadata program aplikasi perpustakaan Seperti
Slims(MODS), GDL(Dublin Core) ,dan Inlis (Indomarc). Salah satu otamasi yang
populer di perpustakaan di indonesia adalah Inlis. Inlis merupakan suatu
program aplikasi yang dikembangkan oleh perpusnas yang bersifat
freeware(bebas).
Standar Metadata adalah
spesifikasi untuk informasi yang harus dikumpulkan tentang data penelitian
dalam rangka untuk digunakan kembali. Untuk lebih jelasnya, karena Metada
memiliki beberapa elemen yang dapat dikategorikan menjadi banyak fungsi,
Kebanyakan dari awal standar metadata lebih memfokuskan pada elemen yang
deskriptif yang dibutuhkan untuk penemuan, identifikasi dan penemuan kembali
(retrieval) informasi.
Jenis-jenis Standar
Metadata.
Standar pada Metadata,
terutama pada aspek jenis Metadata Deskriptif, seperti :
- Standar Isi Data
(Aturan khusus seperti : AACR2/RDA, CCO)
- Standar Nilai Data
(LCNAF, LCSH, MeSH, AAT)
- Standar Data Struktur
(DC, MODS, MARC21, VRA Core)
- Standar
Sintaks/Pertukaran Data (MARC 21(ISO 2709), MARCXML, Dublin Core/RDF, atau
Dublin Core/XML)
Mengenai standar untuk
isi data yang digunakan terdapat pada :
- AACR2, yang berfungsi
sebagai standar untuk pengatalogan tradisional.
- RDA - DACS (Describing Archives: a Content
Standard)
- CCO (Cataloging
Cultural Objects)
- CSDGM (Content
Standards for Digital Geospatial Metadata)
Standar Metadata
biasanya akan mengambil beberapa dan menspesifikasikan elemen-elemen tersebut
sesuai dengan informasi pokok yang terdapat pada metadata itu sendiri sehingga
membentuk sebuah skema metadata. Berisi elemen nama dan semantik (makna elemen)
yang ditentukan. aturan konten (bagaimana konten harus dirumuskan), aturan
representasi (misalnya, aturan kapitalisasi), dan nilai-nilai elemen
diperbolehkan (misalnya, dari kosa kata terkontrol) dapat ditentukan opsional.
Beberapa skema juga
menentukan di mana sintaks elemen harus dikodekan, berbeda dengan sintaks skema
independen. Banyak skema saat ini menggunakan Standard Generalized Markup
Language (SGML) atau XML untuk menentukan sintaks mereka. skema metadata yang
dikembangkan dan dikelola oleh organisasi standar (seperti ISO) atau organisasi
yang telah mengambil tanggung jawab tersebut (seperti Dublin Core Metadata
Initiative) yang disebut standart metadata.
Skema Metadata Banyak
skema metadata yang berbeda sedang dikembangkan sebagai standar di seluruh
disiplin ilmu, seperti ilmu perpustakaan, pendidikan, pengarsipan, e-commerce,
dan seni. Metadata atau 'dokumentasi data' melayani tujuan membuat data
ditemukan, dapat digunakan dan dimengerti. Berbagai standar metadata dan format
telah dikembangkan dari waktu ke waktu untuk mendukung penemuan data dan
dokumentasi data.
MARC
Tentang MARC Machine
Readble Catalouging (selanjutnya disebut MARC) merupakan sebuah implementasi
dari pengembangan catalog dalam bentuk elektronik. MARC lahir pada pertengahan
tahun 1960 dan diprakasai oleh Henriette Avram dari Library of Congress (LC).
Marc padadasarnya merupakan sekumpulan format data yang memungkinkan pertukaran
catalog atau bentuk-bentuk data lainnya yang terkait antar sistem perpustakaan
yang menggunakan perangkat elektronikberupa komputer. Penyimpanan data-data
dalam format MARC biasanya berupa file binary yang kemudian masing-masing file
disatukan menjadi sebuah bentuk kesatuan yang ututh. Standar deksripsi pada
MARC merujuk pada aturan AACR2 dan ISBD
Komponen MARC Karakter
dalam rangkaian MARC tersebut bisa dikelompokkan menjadi tiga komponen utama,
yakni:
a. Leader: Elemen
deskripsi yang letaknya pada awal dan memuat infomasi yang dibutuhkan perangkat
computer untuk mengolah data selanjutnya. Komponen ini terdiri atas 24 karakter
alfanumerik.
b. Direktori: merupakan
indeks atau petunjuk lokasi data dalam cantuman MARC yang secara otamatis
dibentuk oleh computer. Direktori mengidentifikasi tengara ruas, ruas, panjang
dan posisi permulaan dari setiap ruas.
c. Data Fields:
ruas-ruas yang berisi data deskripsi bibliografi dari sumber informasi. Data
field sendiri terdiri dari 3 jenis, yakni ruas kendali, ruas kode dan nomor,
serta ruas variable data.
Dublin Core
Tentang Dublin Core
Dublin Core merupakan salah satu skema metadata yang digunakan untuk web
resource description and discovery. Gagasan membuat standar baru agaknya
dipengaruhi oleh rasa kurang puas dengan standar MARC yang dianggap terlalu
banyak unsurnya dan beberapa istilah yang hanya dimengerti oleh pustakawan
serta kurang bisa digunakan untuk sumber informasi dalam web. Elemen Dublin
Core dan MARC intinya bisa saling dikonversi.Dublin Core terdiri dari 15 unsur
yaitu : Title,Creator ,Subject ,Description, Publisher, Contributor ,Date ,
Type,Format,Identifier ,Source ,Language ,Relation ,Coverage , Rights
GDL (Ganesha Digital
Library) merupakan software open source berbasis web untuk mengelola dan
mendistribusikan sumber informasi digital. GDL dikembangkan sejak tahun 2000
oleh Knowledge Management Research Group (KMRG) ITB dengan dukungan dana dari
Inlemalional Developmenl Research (IDRC) Kanada. GDL ini menggunakan metadata
Dublin Core dalam pembentukan katalog digitalnya. Intouch Library Intouch
library dikembangkan oleh Perpustakaan Pusat Universitas Brawijaya pada tahun
2002. Pertama kali keluar intouch library versi 1.0, menggunakan standar
metadata Dublin Core, menggunakan dekstop aplikasi GUI, yang menggunakan
kombinasi bahasa pemrogramman Ajax.
MODS
Tentang MODS (Metadata
Object Description Schema) merupakan skema untuk suatu set unsur bibliografi
yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan khususnya untuk aplikasi
perpustakaan. Standar tersebut dikelola oleh Network Development and MARC Standards
Office dari Library of Congress dibantu oleh pakar-pakar bidang pengawasan
bibliografi serta berbagai masukan dari para pengguna.
Karakteristik Dengan menggunakan Mods sebagai
sarana pengawasan bibliografi dan akses, perpustakaan akan mendapatkan banyak
keuntungan dan kemudahan antara lain :
1. Set unsurnya lebih
kaya daripada Dublin Core dan lebih sederhana daripada format MARC yang
kompleks.
2. Set unsurnya lebih
sesuai dengan data perpustakaan daripada ONIX
3. Skema ini lebih
berorientasi pada pengguna daripada skema MARCXML yang kompleks
4. Mods adalah skema
XML, sehingga pengguna Mods akan lebih mudah menggunakan semua sarana dan jasa
yang dikembangkan oleh XML
5. Skema Mods
menggunakan tengara (tag) XML yang mnemonik yang mudah dipahami oleh spesialis
maupun non-spesialis perpustakaan.
SLiMS merupakan Open
Source Software (OSS) berbasis web untuk memenuhi kebutuhan automasi
perpustakaan (library automation) skala kecil hingga skala besar. Keunggulan
SLiMS adalah multi-platform, yang artinya bisa berjalan secara native hampir di
semua sistem operasi yang bisa menjalankan bahasa pemrogramanPHP.
METS
Tentang METS METS
(Metadata Encoding and Transmission Specification) adalah standar untuk
pengkodean deskriptif, administrasi, dan struktur metadata mengenai objek dalam
perpustakaan digital, dinyatakan menggunakan bahasa skema XML dari World Wide
Web Consortium. Standar dikelola dalam Pengembangan Jaringan dan Standar MARC
pada the Library of Congress, dan saat ini dikembangkan oleh Digital Library
Federation.
Contoh Aplikasi
Berbasis METS OpenMIc adalah open source berbasis web alat katalog yang dapat
digunakan sebagai aplikasi mandiri atau terintegrasi dengan arsitektur
repositori lain dengan berbagai organisasi. Menyediakan sistem pembuatan metadata
lengkap untuk bahan analog dan digital, dengan layanan untuk mengekspor
metadata tersebut dalam format standar. OpenMic hanya bisa digunakan pada
sistem operasi Solaris dan Linux. OpenMIC saat ini sudah digantikan oleh versi
lainnya, yaitu OpenWMS. OpenWMS, dapat dijalankan pada sistem operasi Windows.
Intouch Library
Intouch library
merupakan software (program aplikasi) otomasi perpustakaan berbasis dekstop
yang menggunakan standar metadata dublin core. Intouch library ini dikembangkan
oleh Perpustakaan Pusat Universitas Brawijaya pada tahun 2002. Pertama kali
keluar intouch library versi 1.0, menggunakan standar metadata Dublin Core,
menggunakan dekstop apllication GUI, yang menggunakan kombinasi bahasa
pemrogramman Ajax. Lingkup penggunaan Intouch library ini masih dalam lingkup
civitas akademika Universitas Brawijaya. Untuk mendapatkan program aplikasi
ini, pengguna harus datang ke perpustakaan pusat universitas Brawijaya untuk
meminta ijin agar memperoleh software.
Kelebihan: · Mudah
digunakan (user friendly) · Ringan (tidak membutuhkan spesifikasi komputer yang
tinggi) Sistem yang dibutuhkan : Prossesor min Pentium 4 dan Ram min. 256 Mb.
Kekurangan: · Hanya
bisa di install di platform windows · Menggunakan sistem server terpusat ·
Tidak adanya pembaharuan versi perangkat lunak (hanya melahirkan versi 1.0) ·
Tidak disediakannya fitur backup data pada versi 1.0, hanya dapat membaca
dengan sistem otomasi lain yang menggunakan standart metadata Dublin Core
Berikut ini contoh penggunaan intouch library di Ruang Baca Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya.
InTouch Library
menggunakan standar metadata Dublin Core, merupakan software berbasis dekstop
apllication GUI, yang menggunakan kombinasi bahasa pemrogramman Ajax. Standar
metadata Dublin Core InTouch Library ini tampak pada modul input data
bibliografi yang menggunakan 15 unsur pada standar metadata dublin core, yaitu
:
Main Entry (Entri utama
dalam Intouch Library) Identifier Items: nomor atau serangkaian angka dan huruf
yang mengidentifikasian sumber informasi. Dalam Intouch Library terdapat
Volume, Printing(jumlah cetakan), editing, ISBN, Media Type, dan Language. Local
call number :
Berisi Circ type, nomor
DDC, Author Abrev, dan title abrev ,Publication data : berisi city pub (kota
terbit), publisher (penerbit), yearpub(tahun terbit). Physical desc(deskripsi
fisik), exemplar(jumlah exsemplar), index, bibliogrphy, location, spesific
location, price(harga), funding(), found note, prosecced on (tanggal informasi
diproses). Creator , berisi Contributor : orang atau badan yang ikut
menciptakan sumber informasi, Rights : pemilik hak cipta sumber informasi,
Relation : hubungan antara satu sumber informasi dengan sumber informasi
lainnya, Coverage : cakupan isi ditinjau dari segi geografis atau periode waktu
Subject :Subject : pokok bahasan sumber informasi, biasanya dinyatakan dalam
bentuk kata kunci atau nomor klasifikasi Alternative :Berisi judul, judul
series yang ada dalam koleksi.
Waterfall Model
Dalam pembangunan
perangkat lunak menggunakan Linear Sequential / Waterfall Model. Metode ini
merupakan model klasik yang
bersifat sistematis, berurutan
dalam membangun software. Seiring dengan
kebutuhan maka Waterfall
Model mengalami modifikasi yaitu
; Shasimi dan Roice’s
Final model.
Pada Third
Computer Journal Lecturer
terdapat ulasan dengan judul Discussion on
The Ideal of
Program Correctness by Tony
Hoare , artikel
tersebut membandingkan efektifitas
beberapa metode
pengembangan sistem termasuk Waterfall Model.Pada perkembangannya terdapat Waterfall
model telah dimodifikasi, salah satunya adalah Roice’s
Final Model . (en.wikipedia, 2010).
Fase-fase dalam Waterfall Model menurut Pressman, (2005),
yaitu:
1. Analysis Mengumpulkan kebutuhan
data perbandingan dan
perkembangan teknologi web
service dan web application
secara lengkap kemudian
dianalisa kelayakannya
untuk dijadikan metode
dalam pengembangan sistem
informasi perpustakaan beserta
kebutuhan database yang harus dipenuhi oleh program yang akan dibuat.Fase ini
dikerjakan agar menghasilkan desain
sistem yang lengkap.
2. Design Desain software memiliki berbagai
tahapan yang berfokus pada atribut
program yang jelas yaitu : data structure, software architecture, interface
representations, dan detail procedur(algorithm). Proses
desain menterjemahkan kebutuhan pengguna dalam
sebuah dokumen aplikasi
yang dapat diperkirakan kualitasnya sebelum proses
coding dimulai. Pada
tahap ini menggunakan
model Unified Modelling Language
sebagai perangkat pembuatan desain software.
3. Code Tahap Coding adalah tahap dimana hasil
desain software diterjemahkan ke dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh
komputer. Dalam penelitian ini
menggunakan bahasa pemrograman
PHP karena bahasa
pemrograman ini mendukung
aplikasi berteknologi web. Database
yang dihasilkan disimpan
dalam aplikasi database
MySQL.
4. Test Pengujian sistem
menggunakan Black box
testing, yang menganggap aplikasi sebagai sebuah
kotak hitam dimana
user mengabaikan sistem
bisnis yang diadopsinya. Blackbox testing menitikberatkan pada
kesesuaian suatu komponen terhadap spesifikasi.
Standar metadata
digunakan untuk menentukan unsur-unsur pokok yang harus ada pada suatu data.
maka standar akan digunakan sebagai acuan dalam membuat metadata secara luas.
Maka Marc muncul sebagai stadar metada yang dipakai secara luas. Dalam
perkembangan muncul standar lain seperti Dublin core, mets dan lain lain. Dalam
penerapan standar metadata, muncul berbagai aplikasi yang memduhkan para
pustakawan dalam mengelola perpustakaan. Tentu hal itu tidak lepas dari adanya
standar metadata yang ada. Dimana setiap aplikasi tersebut akan berbeda dengan
yang lain sesuai apa dengan standar metadata yang dipakai.
Implementasi otomasi
dalam beberapa kasus terjadi paradoks otomasi pada kondisi tugas-tugas layanan
otomasi makin merosot kinerjanya baik dari segi kualitas – kuantitasnya ataupun
efisiensi – efektivitas. Persoalan tersebut sering terjadi pada berbagai proyek
implementasi sistem informasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan biasanya
faktor SDM menjadi persoalan utamanya. Dicontohkan organisasi yang menerapkan
sistem otomasi baru, dengan hardware tercanggih, penyiapan SDM dan biaya yang
besar tetapi dalam beberapa bulan kemudian berbagai fungsi kerja yang tadinya
bisa diselesaikan dalam satu hari ternyata malah sebaliknya menjadi beberapa
hari, formulir yang tadinya satu lembar malah sebaliknya butuh beberapa
formulir, data entry yang tadinya cukup satu kali kemudian malah sebaliknya
menjadi dua kali entry, satu jenis layanan yang tadinya satu langkah malah
sebaliknya butuh beberapa langkah, perbaikan suatu kasus transaksi ternyata
butuh waktu lebih lama dari semula, satu tugas yang tadinya hanya butuh satu
orang ternyata malah sebaliknya butuh tambahan petugas untuk menyelesaikannya.
Pengalaman berbagai perpustakaan mengimplementasikan system otomasi mungkin bisa
menunjukkan hal tersebut. Kasus – kasus di organisasi perusahaan tentunya jauh
lebih banyak lagi. Diperlukan pengukuran kinerja untuk mengevaluasi dan
mengelola system informasi sesuai visi, misi, dan tujuan organisasi.
Dalam hal ini, kualitas
– kuantitas ataupun efisiensi – efektivitas bisa menjadi acuan. Kualitas dari
segi tingkat kepuasan, ketepatan, atau bahan. Efisiensi dari segi waktu, biaya,
SDM, atau dari segi tingkat kesulitan. Efektif dari segi biaya, tingkat
kepuasan, atau dari output. Otomasi merupakan usaha untuk mempertahankan dan
meningkatkan kinerja, diperlukan masukan (feedback) dan evaluasi agar tidak
berubah sebaliknya menjadi paradoks.
DAFTAR
PUSTAKA
Doris Bolef and Trudy Gardner.(1988),”Request for
Proposal for Library Automation”,Library og rush University.
Bob Schatz and Diane J.Graves.(1996),”Request for
Proposal” or Run for Protection?” Some Thoughts on Reps from A Librarian and A
Bookseller”,Library Acquisitions,Vol.20,
No.4,pp 421-428
Mansouri,A. and Soleymani Asl, N. (2019),”Assessing
mobile application components in providing Library Services”, The electronic Library, Vol. 37 No.1,pp.49-66
Li,J.,Lu,M.,Dou,G. and Wangs, S.(2017),”Big data
application framework and its feasibility analysis in library”,Information Discovery and Delivery, Vol.45
No.4, pp.161-168.
Raza,Z., Mahmood, K. and Warraich, N
(2019),”Applicaction of linked data Technologies in digital libraries: a review
of literature”,Library Hi Tech New,
Vol.36 No.3,pp.9-12
Rahrovani,S.,Mirzabeigi,M. and
Abbaspour,J.(2018),”The concreteness of searching module icons and their
effectiveness in digital library applications”,The electronic Library, Vol. 36 No. 5, pp.800-810
Hahn,j.(2012),”Mobile
augmented reality applications for library services”,New Library World,Vol.113 No.9/10,pp.429-438
Vanconcelos,L.,Baldochi,L.
and Santos,R. (2020),”An approach to support the construction of adaptive Web
applications”,International journal of
web information systems, Vol. ahead-of-print No.ahead-of-print.
Li,S., Hao, Z., Ding,
L. and Xu, X. (2019), “Research on the application of information technology of
Big Data in Chinese digital Library”.Library
Management,Vol. 40 No. 8/9, pp. 518-531.
Pomerantz, J., Abbas,
J. & Mostafa, J. Teaching digital library concepts using digital library
applications. International Journal
Digital Library 10,1-13(2009).
Keil, K.,Ward, J.A.Applications
of RISM data in digital libraries and digital musicology.Internasional Journal on Digital Library 20, 3-12 (2019)