Senin, 06 April 2020

REQUEST FOR PROPOSAL (RFP) LIBRARY APPLICATION


REQUEST FOR PROPOSAL (RFP) LIBRARY APPLICATION
Perkembangan perpustakaan digital tidak lepas dari perkembangan teknologi informasi. Digital library dibangun diatas teknologi web, yang memungkinkan pengaksesan koleksi oleh anggota, kapan dan dimanapun posisi pengguna berada melalui internet. Di awal pengembangan digital library, para peneliti lebih memberikan perhatian pada layanan sistem dan peningkatan jumlah digital resource yang dihasilkan, seperti halnya yang disampaikan oleh Cleveland (1998), bahwa digital library – digital library yang ada akhirnya menjadi kumpulan sumber daya yang berbeda dan juga sistem yang berbeda, hal ini disebabkan karena sistem – sistem itu dikembangkan untuk melayani komunitas tertentu dan kelompok kelompok user yang ada.
Program aplikasi adalah sederetan kode yang digunakan untuk mengatur komputer supaya dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan keinginan programmer atau user. Atau definisi lain aplikasi merupakan kumpulan dari prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengolah data menjadi informasi. Misalnya penjumlahan, klasifikasi, rotasi, koreksi geometri, query, overlay, buffer, jointable dan sebagainya.
Konsep Dasar Aplikasi Berbasis Web
Web merupakan kumpulan informasi pada server komputer yang terhubung satu sama lain dalam jaringan internet maupun intranet. Sedangkan aplikasi berbasis web secara prinsip menyerupai aplikasi dalam komputer biasa. Yang membedakan adalah dalam aplikasi web based menggunakan tag-tag html sebagai dasar tampilan, sedangkan aplikasi program komputer menggunakan berbagai platform bahasa pemrograman.
Di awal pengembangan digital library, para peneliti lebih memberikan perhatian pada layanan sistem dan peningkatan jumlah digital resource yang dihasilkan, seperti halnya yang disampaikan oleh Cleveland (1998), bahwa digital library – digital library yang ada akhirnya menjadi kumpulan sumber daya yang berbeda dan juga sistem yang berbeda, hal ini disebabkan karena sistem – sistem itu dikembangkan untuk melayani komunitas tertentu dan kelompok - kelompok user yang ada.
Pada perkembangan selanjutnya, isu yang muncul adalah interopabilitas. Seperti yang disebutkan oleh Vullo (2010), interopabilitas (interopability) adalah sebuah aktifitas yang mengacu pada kemampuan sistem yang beragam dan organisasi untuk bekerja sama. Aktifitas ini sebenarnya telah diramalkan oleh Cleveland, yaitu bahwa pasca perkembangannya(digital library), interopabilitas antara digital library (dalam hal arsitektur, metadata dan format dokumen) juga mungkin terjadi dalam pengembangan sistem yang dibangun relatif terbatas untuk tujuan dan komunitas yang spesifik. Isu interoperabilitas ini kemudian melahirkan digital library system yang sharable penggunaannya, salah satunya dibangun oleh Information Society Technology, yaitu DELOS Digital Library Management System (DLMS). DelosDLMS merupakan aplikasi open source digital library system yang dapat didownload dan bebas digunakan sebagai sistem digital library system oleh pihak manapun. Selain DelosDLMS ada juga proyek yang disebut Koha Integrated Library System (ILS) yaitu sistem open source yang juga bebas didownload dan digunakan oleh institusi manapun untuk pengelolaan library information system.
Dari penjelasan tersebut terdapat dua istilah dalam pengembangan sistem perpustakaan, yaitu digital library system dan integrated library system atau library management system. Persamaan dari kedua sistem tersebut adalah open source, diperbolehkan untuk digunakan dan dikembangkan pada perpustakaan mana saja. Perbedaannya yaitu digital library system digunakan untuk mengelola digital resource dan cara pengaksesannya, sedangkan library management system digunakan untuk mengelola sirkulasi, keanggotaan, kataloging dan online public access catalog.
Pada sisi lain kebutuhan mencari referensi menggunakan otomatisasi perpustakaan meningkat pada semua tingkatan penyelenggara pendidikan, baik dasar, menengah dan perguruan tinggi, karena disadari bahwa pemanfaatan non-digital resource tetap tidak dapat digantikan oleh digital resource. Oleh karena itu kebutuhan pencarian non-digital resource tetap akan berlangsung dan berkembang semakin meluas. Keunggulan digital library system adalah memberikan kontribusi akses download digital resource dari manapun melalui internet. Namun digital library system tidak menyediakan informasi tentang non-digital resource. Sebaliknya, pada library management system memberikan kontribusi pada pengelolaan operasional perpustakaan yang secara otomatis menyediakan informasi non-digital resource. Namun pada library management system tidak menyediakan digital resource dan pemanfaatannya.
Pemanfaatan digital resource tidak menggantikan pentingnya non-digital resource. Kebutuhan pengguna untuk mencari non-digital resource meningkat keluar dari lingkup lokal. Keberadaan digital resource dan non-digital resouce saling mendukung dalam memenuhi kebutuhan pengguna. Teknologi web yang diterapkan dalam digital library mampu memperluas cakupan pencarian referensi, namun tidak menyediakan informasi non-digital resource. Sebaliknya library management system mampu menyediakan informasi non-digital resouce secara baik pada lingkup lokal, namun tidak menyediakan digital resource.
Pengembangan sistem baru dilakukan dengan cara menggabungkan dua arsitektur dari digital library system dan library management system. Untuk memenuhi hal tersebut maka seluruh aplikasi dibangun menggunakan web application. Dalam tesis ini, pembangunan web application menggunakan tahapan Waterfall model. Pada tahap perancangan menggunakan unified modelling language dan pada tahap penerapan sistem menggunakan open source object oriented programming Hypertext PreProcessor (PHP). Dan penyimpanan data menggunakan MySql database management system.

Web Application
Dewasa ini web application dikenal sebagai aplikasi yang diakses melalui web browser dan melalui jaringan seperti Internet atau intranet. Kemampuan untuk memperbarui dan memelihara aplikasi web tanpa harus mendistribusikan dan menginstal perangkat lunak pada kemungkinan ribuan komputer klien merupakan keunggulan teknologi ini, selain juga untuk cross-platform compatibility. Termasuk aplikasi web common webmail, penjualan ritel online, online pelelangan, wiki dan banyak fungsi lainnya (en.wikipedia.org/wiki/ Web_application, 2009).
Pada jurnal yang ditulis oleh Xu, dkk, (2005), menitikberatkan pada efektifitas dan efisiensi sebuah testing terhadap aplikasi yang berbasis web application dengan membandingkan dua metode yaitu Semantic Label dan XML description technique. Lei Xu dan timnya mengembangkannya dengan melengkapi mekanisme feedback control pada pembangunan aplikasi agar lebih menyempurnakan kualitas sistem. Edinburgh (2005) membahas sebuah pendekatan pengujian pada web application. Dalam metode pendekatannya analisa aliran data akan dianggap sebagai Function Level Testing, Function Cluster Level Testing, Object Level Testing dan Web Application Level Testing, dari level terendah hingga level tertinggi.
PHP
PHP (Hypertext Preprocessor), merupakan bahasa pemrograman pada sisi server yang memperbolehkan programmer menyisipkan perintah – perintah perangkat lunak web server (apache, IIS, atau apapun) akan dieksekusi sebelum perintah itu dikirim oleh halaman ke browser yang me-request-nya, contohnya adalah bagaimana memungkinkannya memasukkan tanggal sekarang pada sebuah halaman web setiap kali tampilan tanggal dibutuhkan. Sesuai dengan fungsinya yang berjalan di sisi server maka PHP adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk membangun teknologi web application.
(Kevin Yank, 2002) PHP telah menjadi bahasa scripting untuk keperluan umum yang pada awalnya hanya digunakan untuk pembangunan web yang menghasilkan halaman web dinamis. Untuk tujuan ini, kode PHP tertanam ke dalam dokumen sumber HTML dan diinterpretasikan oleh server web dengan modul PHP prosesor, yang menghasilkan dokumen halaman web. Sebagai bahasa pemrograman untuk tujuan umum, kode PHP diproses oleh aplikasi penerjemah dalam modus baris - baris perintah modus dan melakukan operasi yang diinginkan sesuai sistem operasi untuk menghasilkan keluaran program di channel output standar. Hal ini juga dapat berfungsi sebagai aplikasi grafis. PHP tersedia sebagai prosesor untuk server web yang paling modern dan sebagai penerjemah mandiri pada sebagian besar sistem operasi dan komputer platform.
MySQL
MySQL adalah sebuah implementasi dari sistem manajemen basisdata relasional (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL (General Public License). Setiap pengguna dapat secara bebas menggunakan MySQL, namun dengan batasan perangkat lunak tersebut tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam basisdata yang telah ada sebelumnya; SQL (Structured Query Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian basisdata, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis. Kehandalan suatu sistem basisdata (DBMS) dapat diketahui dari cara kerja pengoptimasi-nya dalam melakukan proses perintah-perintah SQL yang dibuat oleh pengguna maupun program-program aplikasi yang memanfaatkannya.
Sebagai peladen basis data, MySQL mendukung operasi basisdata transaksional maupun operasi basisdata non-transaksional. Pada modus operasi non-transaksional, MySQL dapat dikatakan unggul dalam hal unjuk kerja dibandingkan perangkat lunak peladen basisdata kompetitor lainnya. Namun demikian pada modus non-transaksional tidak ada jaminan atas reliabilitas terhadap data yang tersimpan, karenanya modus nontransaksional hanya cocok untuk jenis aplikasi yang tidak membutuhkan reliabilitas data seperti aplikasi blogging berbasis web (wordpress), CMS, dan sejenisnya. Untuk kebutuhan sistem yang ditujukan untuk bisnis sangat disarankan untuk menggunakan modus basisdata transaksional, hanya saja sebagai konsekuensinya unjuk kerja MySQL pada modus transaksional tidak secepat unjuk kerja pada modus nontransaksional.
MySQL memiliki beberapa keistimewaan, antara lain :
 1. Portabilitas. MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac Os X Server, Solaris, Amiga, dan masih banyak lagi.
2. Perangkat lunak sumber terbuka. MySQL didistribusikan sebagai perangkat lunak sumber terbuka, dibawah lisensi GPL sehingga dapat digunakan secara gratis.
3. Multi-user. MySQL dapat digunakan oleh beberapa pengguna dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik.
4. 'Performance tuning', MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam menangani query sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak SQL per satuan waktu.
5. Ragam tipe data. MySQL memiliki ragam tipe data yang sangat kaya, seperti signed / unsigned integer, float, double, char, text, date, timestamp, dan lainlain.
6. Perintah dan Fungsi. MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah Select dan Where dalam perintah (query).
7. Keamanan. MySQL memiliki beberapa lapisan keamanan seperti level subnetmask, nama host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetail serta sandi terenkripsi.
8. Skalabilitas dan Pembatasan. MySQL mampu menangani basis data dalam skala besar, dengan jumlah rekaman (records) lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 milyar baris. Selain itu batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya.
9. Konektivitas. MySQL dapat melakukan koneksi dengan klien menggunakan protokol TCP/IP, Unix soket (UNIX), atau Named Pipes (NT).
10. Lokalisasi. MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan pada klien dengan menggunakan lebih dari dua puluh bahasa. Meski pun demikian, bahasa Indonesia belum termasuk di dalamnya.
11. Antar Muka. MySQL memiliki antar muka (interface) terhadap berbagai aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan fungsi API (Application Programming Interface).
12. Klien dan Peralatan. MySQL dilengkapi dengan berbagai peralatan yang dapat digunakan untuk administrasi basis data, dan pada setiap peralatan yang ada disertakan petunjuk online.
13. Struktur tabel. MySQL memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam menangani ALTER TABLE, dibandingkan basis data lainnya semacam PostgreSQL ataupun Oracle.
Perpustakaan digital berkembang menjadi sebuah organisasi yang menyediakan sumber daya, termasuk didalammya staff khusus, bertugas memilih, menyusun, dan menawarkan akses intelektual, menerjemahkan, mendistribusikan, memelihara integritas, menjamin keutuhan dari waktu ke waktu hasil koleksi digital sehingga karya – karya tersebut dapat dibaca dan secara ekonomis tersedia untuk dimanfaatkan oleh comunitas tertentu maupun sekumpulan komunitas. (Waters,1998) Disampaikan oleh Cleveland (1998), bersumber pada beberapa jurnal dan hasil diskusi sebelumnya maka definisi karakteristik perpustakaan digital antara lain :
a. perpustakaan digital merupakan perpustakaan yang mewakili perpustakaan traditional yang menyediakan baik koleksi digital dan koleksi tradisional, termasuk koleksi media. Sehingga perpustakaan tersebut memangkas biaya koleksi elektronik dan biaya kertas.
b. Perpustakaan digital juga termasuk didalamnya adalah materi digital yang sebenarnya berada diluar perpustakaan secara fisik namun memiliki link dari perpustakaan digital lainnya.
c. Perpustakaan digital juga akan berisi segala proses dan pelayanan yang menjadi tulang belakang dan jaringan syaraf dalam perpustakaan digital. Walau bagaimanapun, beberapa tradisional proses yang akan membangun pola kerja perpustakaan digital, yang akan disempurnakan dan ditingkatkan untuk mengakomodasi perbedaan antara media digital yang baru dan media tradisional .
Sushan Dhakal (2007), memfokuskan pada pemanfaatan Open Digital Library pada rencana pendidikan masa kini, dan deskripsi teknik dari arsitekturnya. Paper tersebut berdasarkan pada penelitian dan pembangunan Digital Library Research Lab menggunakan OAI_PMH dan PHP based harvester.
Waterfall Model Dalam pembangunan perangkat lunak menggunakan Linear Sequential / Waterfall Model. Metode ini merupakan model klasik yang bersifat sistematis, berurutan dalam membangun software. Seiring dengan kebutuhan maka Waterfall Model mengalami modifikasi yaitu ; Shasimi dan Roice’s Final model. Pada Third Computer Journal Lecturer terdapat ulasan dengan judul Discussion on The Ideal of Program Correctness by Tony Hoare , artikel tersebut membandingkan efektifitas beberapa metode pengembangan sistem termasuk Waterfall Model. Pada perkembangannya terdapat Waterfall model telah dimodifikasi, salah satunya adalah Roice’s Final Model.
Fase-fase dalam Waterfall Model menurut Pressman, (2005), yaitu:
1. Analysis Mengumpulkan kebutuhan data perbandingan dan perkembangan teknologi web service dan web application secara lengkap kemudian dianalisa kelayakannya untuk dijadikan metode dalam pengembangan sistem informasi perpustakaan beserta kebutuhan database yang harus dipenuhi oleh program yang akan dibuat. Fase ini dikerjakan agar menghasilkan desain sistem yang lengkap.
2. Design Desain software memiliki berbagai tahapan yang berfokus pada atribut program yang jelas yaitu : data structure, software architecture, interface representations, dan detail procedur(algorithm). Proses desain menterjemahkan kebutuhan pengguna dalam sebuah dokumen aplikasi yang dapat diperkirakan kualitasnya sebelum proses coding dimulai. Pada tahap ini menggunakan model Unified Modelling Language sebagai perangkat pembuatan desain software.
3. Code Tahap Coding adalah tahap dimana hasil desain software diterjemahkan ke dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh komputer. Dalam penelitian ini menggunakan bahasa pemrograman PHP karena bahasa pemrograman ini mendukung aplikasi berteknologi web. Database yang dihasilkan disimpan dalam aplikasi database MySQL.
4. Test Pengujian sistem menggunakan Black box testing, yang menganggap aplikasi sebagai sebuah kotak hitam dimana user mengabaikan sistem bisnis yang diadopsinya. Blackbox testing menitikberatkan pada kesesuaian suatu komponen terhadap spesifikasi.
Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak yang digunakan dalam perancangan terdiri dari beberapa jenis aplikasi :
a. aplikasi pengolah kata : digunakan untuk mencatat laporan dalam bentuk dokumen dan lembar kerja. Untuk kegiatan dokumentasi tersebut menggunakan Microsoft Office Word dan Excell.
b. Aplikasi pengolah desain : digunakan untuk menggambar perancangan dalam bentuk model desain sistem dan database. Penulis menggunakan Rational Rose untuk membuat desain pemodelan sistem.
c. Aplikasi pembangun sistem/bahasa pemrograman : bahasa pemrograman merupakan aplikasi yang digunakan untuk mengimplementasikan perancangan ke dalam program yang siap digunakan Bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP versi 5.2.8 .
d. Aplikasi web server : yaitu aplikasi yang berfungsi sebagai server dan pengolah database. Aplikasi yang digunakan adalah XAMPP, aplikasi ini bersifat open source, mendukung dinamic web, dan telah mencakup didalamnya adalah HTTP Server dan MySQL database.
Desain
Desain software memiliki berbagai tahapan yang berfokus pada atribut program yang jelas yaitu : software architecture, detail procedur(algorithm), data structure dan interface representations. Dalam Unified Modelling Language bentuk disain disajikan dalam berbagai diagram, antara lain:
a. Software Architecture : Use Case Diagram Perpustakaan Online.
b. Detail Procedure : Sequence Diagram, Activity Diagram, Statemachine Diagram
c. Data Structure : Class, Class Diagram
Metadata adalah data tentang data yang terstruktur. Tetapi dalam penerapan banyak perbedaan untuk menentukan elemen yang deskriptif pada sebuah data. Maka dibutuhkan sebuah standar yang diberlakukan untuk data. Untuk menentukan sebuah unsur-unsur pokok yang harus ada pada suatu standar metadata.
Beberapa standar metadata yang berkembang diantaranya Standar Metadata MARC(Machine Readible Cataloging), Dublin Core, MODS(Metadata Object Description Schema), dan METS (Metadata Encoding and Transmission Specification). Standar metadata tersebut digunakan dalam skema metadata program aplikasi perpustakaan Seperti Slims(MODS), GDL(Dublin Core) ,dan Inlis (Indomarc). Salah satu otamasi yang populer di perpustakaan di indonesia adalah Inlis. Inlis merupakan suatu program aplikasi yang dikembangkan oleh perpusnas yang bersifat freeware(bebas).
Standar Metadata adalah spesifikasi untuk informasi yang harus dikumpulkan tentang data penelitian dalam rangka untuk digunakan kembali. Untuk lebih jelasnya, karena Metada memiliki beberapa elemen yang dapat dikategorikan menjadi banyak fungsi, Kebanyakan dari awal standar metadata lebih memfokuskan pada elemen yang deskriptif yang dibutuhkan untuk penemuan, identifikasi dan penemuan kembali (retrieval) informasi.

Jenis-jenis Standar Metadata.
Standar pada Metadata, terutama pada aspek jenis Metadata Deskriptif, seperti :
- Standar Isi Data (Aturan khusus seperti : AACR2/RDA, CCO)
- Standar Nilai Data (LCNAF, LCSH, MeSH, AAT)
- Standar Data Struktur (DC, MODS, MARC21, VRA Core)
- Standar Sintaks/Pertukaran Data (MARC 21(ISO 2709), MARCXML, Dublin Core/RDF, atau Dublin Core/XML)
Mengenai standar untuk isi data yang digunakan terdapat pada :
- AACR2, yang berfungsi sebagai standar untuk pengatalogan tradisional.
 - RDA - DACS (Describing Archives: a Content Standard)
- CCO (Cataloging Cultural Objects)
- CSDGM (Content Standards for Digital Geospatial Metadata)
Standar Metadata biasanya akan mengambil beberapa dan menspesifikasikan elemen-elemen tersebut sesuai dengan informasi pokok yang terdapat pada metadata itu sendiri sehingga membentuk sebuah skema metadata. Berisi elemen nama dan semantik (makna elemen) yang ditentukan. aturan konten (bagaimana konten harus dirumuskan), aturan representasi (misalnya, aturan kapitalisasi), dan nilai-nilai elemen diperbolehkan (misalnya, dari kosa kata terkontrol) dapat ditentukan opsional.
Beberapa skema juga menentukan di mana sintaks elemen harus dikodekan, berbeda dengan sintaks skema independen. Banyak skema saat ini menggunakan Standard Generalized Markup Language (SGML) atau XML untuk menentukan sintaks mereka. skema metadata yang dikembangkan dan dikelola oleh organisasi standar (seperti ISO) atau organisasi yang telah mengambil tanggung jawab tersebut (seperti Dublin Core Metadata Initiative) yang disebut standart metadata.
Skema Metadata Banyak skema metadata yang berbeda sedang dikembangkan sebagai standar di seluruh disiplin ilmu, seperti ilmu perpustakaan, pendidikan, pengarsipan, e-commerce, dan seni. Metadata atau 'dokumentasi data' melayani tujuan membuat data ditemukan, dapat digunakan dan dimengerti. Berbagai standar metadata dan format telah dikembangkan dari waktu ke waktu untuk mendukung penemuan data dan dokumentasi data.
MARC
Tentang MARC Machine Readble Catalouging (selanjutnya disebut MARC) merupakan sebuah implementasi dari pengembangan catalog dalam bentuk elektronik. MARC lahir pada pertengahan tahun 1960 dan diprakasai oleh Henriette Avram dari Library of Congress (LC). Marc padadasarnya merupakan sekumpulan format data yang memungkinkan pertukaran catalog atau bentuk-bentuk data lainnya yang terkait antar sistem perpustakaan yang menggunakan perangkat elektronikberupa komputer. Penyimpanan data-data dalam format MARC biasanya berupa file binary yang kemudian masing-masing file disatukan menjadi sebuah bentuk kesatuan yang ututh. Standar deksripsi pada MARC merujuk pada aturan AACR2 dan ISBD
Komponen MARC Karakter dalam rangkaian MARC tersebut bisa dikelompokkan menjadi tiga komponen utama, yakni:
a. Leader: Elemen deskripsi yang letaknya pada awal dan memuat infomasi yang dibutuhkan perangkat computer untuk mengolah data selanjutnya. Komponen ini terdiri atas 24 karakter alfanumerik.
b. Direktori: merupakan indeks atau petunjuk lokasi data dalam cantuman MARC yang secara otamatis dibentuk oleh computer. Direktori mengidentifikasi tengara ruas, ruas, panjang dan posisi permulaan dari setiap ruas.
c. Data Fields: ruas-ruas yang berisi data deskripsi bibliografi dari sumber informasi. Data field sendiri terdiri dari 3 jenis, yakni ruas kendali, ruas kode dan nomor, serta ruas variable data.
Dublin Core
Tentang Dublin Core Dublin Core merupakan salah satu skema metadata yang digunakan untuk web resource description and discovery. Gagasan membuat standar baru agaknya dipengaruhi oleh rasa kurang puas dengan standar MARC yang dianggap terlalu banyak unsurnya dan beberapa istilah yang hanya dimengerti oleh pustakawan serta kurang bisa digunakan untuk sumber informasi dalam web. Elemen Dublin Core dan MARC intinya bisa saling dikonversi.Dublin Core terdiri dari 15 unsur yaitu : Title,Creator ,Subject ,Description, Publisher, Contributor ,Date , Type,Format,Identifier ,Source ,Language ,Relation ,Coverage , Rights
GDL (Ganesha Digital Library) merupakan software open source berbasis web untuk mengelola dan mendistribusikan sumber informasi digital. GDL dikembangkan sejak tahun 2000 oleh Knowledge Management Research Group (KMRG) ITB dengan dukungan dana dari Inlemalional Developmenl Research (IDRC) Kanada. GDL ini menggunakan metadata Dublin Core dalam pembentukan katalog digitalnya. Intouch Library Intouch library dikembangkan oleh Perpustakaan Pusat Universitas Brawijaya pada tahun 2002. Pertama kali keluar intouch library versi 1.0, menggunakan standar metadata Dublin Core, menggunakan dekstop aplikasi GUI, yang menggunakan kombinasi bahasa pemrogramman Ajax.
MODS
Tentang MODS (Metadata Object Description Schema) merupakan skema untuk suatu set unsur bibliografi yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan khususnya untuk aplikasi perpustakaan. Standar tersebut dikelola oleh Network Development and MARC Standards Office dari Library of Congress dibantu oleh pakar-pakar bidang pengawasan bibliografi serta berbagai masukan dari para pengguna.
 Karakteristik Dengan menggunakan Mods sebagai sarana pengawasan bibliografi dan akses, perpustakaan akan mendapatkan banyak keuntungan dan kemudahan antara lain :
1. Set unsurnya lebih kaya daripada Dublin Core dan lebih sederhana daripada format MARC yang kompleks.
2. Set unsurnya lebih sesuai dengan data perpustakaan daripada ONIX
3. Skema ini lebih berorientasi pada pengguna daripada skema MARCXML yang kompleks
4. Mods adalah skema XML, sehingga pengguna Mods akan lebih mudah menggunakan semua sarana dan jasa yang dikembangkan oleh XML
5. Skema Mods menggunakan tengara (tag) XML yang mnemonik yang mudah dipahami oleh spesialis maupun non-spesialis perpustakaan.
SLiMS merupakan Open Source Software (OSS) berbasis web untuk memenuhi kebutuhan automasi perpustakaan (library automation) skala kecil hingga skala besar. Keunggulan SLiMS adalah multi-platform, yang artinya bisa berjalan secara native hampir di semua sistem operasi yang bisa menjalankan bahasa pemrogramanPHP.
METS
Tentang METS METS (Metadata Encoding and Transmission Specification) adalah standar untuk pengkodean deskriptif, administrasi, dan struktur metadata mengenai objek dalam perpustakaan digital, dinyatakan menggunakan bahasa skema XML dari World Wide Web Consortium. Standar dikelola dalam Pengembangan Jaringan dan Standar MARC pada the Library of Congress, dan saat ini dikembangkan oleh Digital Library Federation.
Contoh Aplikasi Berbasis METS OpenMIc adalah open source berbasis web alat katalog yang dapat digunakan sebagai aplikasi mandiri atau terintegrasi dengan arsitektur repositori lain dengan berbagai organisasi. Menyediakan sistem pembuatan metadata lengkap untuk bahan analog dan digital, dengan layanan untuk mengekspor metadata tersebut dalam format standar. OpenMic hanya bisa digunakan pada sistem operasi Solaris dan Linux. OpenMIC saat ini sudah digantikan oleh versi lainnya, yaitu OpenWMS. OpenWMS, dapat dijalankan pada sistem operasi Windows.

Intouch Library
Intouch library merupakan software (program aplikasi) otomasi perpustakaan berbasis dekstop yang menggunakan standar metadata dublin core. Intouch library ini dikembangkan oleh Perpustakaan Pusat Universitas Brawijaya pada tahun 2002. Pertama kali keluar intouch library versi 1.0, menggunakan standar metadata Dublin Core, menggunakan dekstop apllication GUI, yang menggunakan kombinasi bahasa pemrogramman Ajax. Lingkup penggunaan Intouch library ini masih dalam lingkup civitas akademika Universitas Brawijaya. Untuk mendapatkan program aplikasi ini, pengguna harus datang ke perpustakaan pusat universitas Brawijaya untuk meminta ijin agar memperoleh software.
Kelebihan: · Mudah digunakan (user friendly) · Ringan (tidak membutuhkan spesifikasi komputer yang tinggi) Sistem yang dibutuhkan : Prossesor min Pentium 4 dan Ram min. 256 Mb.
Kekurangan: · Hanya bisa di install di platform windows · Menggunakan sistem server terpusat · Tidak adanya pembaharuan versi perangkat lunak (hanya melahirkan versi 1.0) · Tidak disediakannya fitur backup data pada versi 1.0, hanya dapat membaca dengan sistem otomasi lain yang menggunakan standart metadata Dublin Core Berikut ini contoh penggunaan intouch library di Ruang Baca Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.
InTouch Library menggunakan standar metadata Dublin Core, merupakan software berbasis dekstop apllication GUI, yang menggunakan kombinasi bahasa pemrogramman Ajax. Standar metadata Dublin Core InTouch Library ini tampak pada modul input data bibliografi yang menggunakan 15 unsur pada standar metadata dublin core, yaitu :
Main Entry (Entri utama dalam Intouch Library) Identifier Items: nomor atau serangkaian angka dan huruf yang mengidentifikasian sumber informasi. Dalam Intouch Library terdapat Volume, Printing(jumlah cetakan), editing, ISBN, Media Type, dan Language. Local call number :
Berisi Circ type, nomor DDC, Author Abrev, dan title abrev ,Publication data : berisi city pub (kota terbit), publisher (penerbit), yearpub(tahun terbit). Physical desc(deskripsi fisik), exemplar(jumlah exsemplar), index, bibliogrphy, location, spesific location, price(harga), funding(), found note, prosecced on (tanggal informasi diproses). Creator , berisi Contributor : orang atau badan yang ikut menciptakan sumber informasi, Rights : pemilik hak cipta sumber informasi, Relation : hubungan antara satu sumber informasi dengan sumber informasi lainnya, Coverage : cakupan isi ditinjau dari segi geografis atau periode waktu Subject :Subject : pokok bahasan sumber informasi, biasanya dinyatakan dalam bentuk kata kunci atau nomor klasifikasi Alternative :Berisi judul, judul series yang ada dalam koleksi.

Waterfall Model
Dalam pembangunan perangkat lunak menggunakan Linear Sequential / Waterfall Model. Metode ini merupakan model klasik yang    bersifat  sistematis,   berurutan   dalam    membangun     software. Seiring    dengan     kebutuhan     maka   Waterfall    Model     mengalami modifikasi     yaitu  ; Shasimi    dan   Roice’s   Final   model.
Pada   Third    Computer     Journal    Lecturer   terdapat   ulasan dengan   judul Discussion   on   The   Ideal   of   Program   Correctness   by Tony   Hoare  ,   artikel   tersebut   membandingkan   efektifitas   beberapa metode   pengembangan   sistem   termasuk        Waterfall  Model.Pada perkembangannya         terdapat  Waterfall    model    telah   dimodifikasi, salah satunya adalah     Roice’s  Final Model . (en.wikipedia, 2010).
Fase-fase dalam  Waterfall Model menurut Pressman, (2005), yaitu:
1.    Analysis Mengumpulkan   kebutuhan   data   perbandingan   dan   perkembangan teknologi  web service   dan web   application   secara   lengkap   kemudian   dianalisa   kelayakannya untuk    dijadikan  metode    dalam   pengembangan      sistem  informasi    perpustakaan beserta kebutuhan database yang harus dipenuhi oleh program yang akan dibuat.Fase ini dikerjakan agar   menghasilkan desain sistem yang lengkap.
2.  Design Desain software memiliki berbagai tahapan   yang berfokus pada   atribut   program yang jelas yaitu : data structure, software architecture, interface representations, dan    detail   procedur(algorithm).     Proses   desain   menterjemahkan      kebutuhan pengguna   dalam   sebuah   dokumen   aplikasi   yang   dapat   diperkirakan   kualitasnya sebelum   proses  coding   dimulai.    Pada   tahap   ini   menggunakan   model   Unified Modelling Language sebagai perangkat pembuatan desain software.
3.    Code Tahap Coding adalah tahap dimana hasil desain software diterjemahkan ke dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh komputer.        Dalam penelitian ini menggunakan  bahasa   pemrograman   PHP   karena   bahasa   pemrograman   ini   mendukung   aplikasi berteknologi   web.   Database   yang   dihasilkan   disimpan   dalam   aplikasi   database  MySQL.
4.  Test Pengujian    sistem   menggunakan  Black      box  testing,  yang  menganggap      aplikasi sebagai    sebuah   kotak   hitam   dimana    user  mengabaikan     sistem    bisnis  yang diadopsinya.   Blackbox testing menitikberatkan pada kesesuaian suatu komponen terhadap spesifikasi.




Standar metadata digunakan untuk menentukan unsur-unsur pokok yang harus ada pada suatu data. maka standar akan digunakan sebagai acuan dalam membuat metadata secara luas. Maka Marc muncul sebagai stadar metada yang dipakai secara luas. Dalam perkembangan muncul standar lain seperti Dublin core, mets dan lain lain. Dalam penerapan standar metadata, muncul berbagai aplikasi yang memduhkan para pustakawan dalam mengelola perpustakaan. Tentu hal itu tidak lepas dari adanya standar metadata yang ada. Dimana setiap aplikasi tersebut akan berbeda dengan yang lain sesuai apa dengan standar metadata yang dipakai.
Implementasi otomasi dalam beberapa kasus terjadi paradoks otomasi pada kondisi tugas-tugas layanan otomasi makin merosot kinerjanya baik dari segi kualitas – kuantitasnya ataupun efisiensi – efektivitas. Persoalan tersebut sering terjadi pada berbagai proyek implementasi sistem informasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan biasanya faktor SDM menjadi persoalan utamanya. Dicontohkan organisasi yang menerapkan sistem otomasi baru, dengan hardware tercanggih, penyiapan SDM dan biaya yang besar tetapi dalam beberapa bulan kemudian berbagai fungsi kerja yang tadinya bisa diselesaikan dalam satu hari ternyata malah sebaliknya menjadi beberapa hari, formulir yang tadinya satu lembar malah sebaliknya butuh beberapa formulir, data entry yang tadinya cukup satu kali kemudian malah sebaliknya menjadi dua kali entry, satu jenis layanan yang tadinya satu langkah malah sebaliknya butuh beberapa langkah, perbaikan suatu kasus transaksi ternyata butuh waktu lebih lama dari semula, satu tugas yang tadinya hanya butuh satu orang ternyata malah sebaliknya butuh tambahan petugas untuk menyelesaikannya. Pengalaman berbagai perpustakaan mengimplementasikan system otomasi mungkin bisa menunjukkan hal tersebut. Kasus – kasus di organisasi perusahaan tentunya jauh lebih banyak lagi. Diperlukan pengukuran kinerja untuk mengevaluasi dan mengelola system informasi sesuai visi, misi, dan tujuan organisasi.
Dalam hal ini, kualitas – kuantitas ataupun efisiensi – efektivitas bisa menjadi acuan. Kualitas dari segi tingkat kepuasan, ketepatan, atau bahan. Efisiensi dari segi waktu, biaya, SDM, atau dari segi tingkat kesulitan. Efektif dari segi biaya, tingkat kepuasan, atau dari output. Otomasi merupakan usaha untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja, diperlukan masukan (feedback) dan evaluasi agar tidak berubah sebaliknya menjadi paradoks.









DAFTAR PUSTAKA
Doris Bolef and Trudy Gardner.(1988),”Request for Proposal for Library Automation”,Library og rush University.
Bob Schatz and Diane J.Graves.(1996),”Request for Proposal” or Run for Protection?” Some Thoughts on Reps from A Librarian and A Bookseller”,Library Acquisitions,Vol.20, No.4,pp 421-428
Mansouri,A. and Soleymani Asl, N. (2019),”Assessing mobile application components in providing Library Services”, The electronic Library, Vol. 37 No.1,pp.49-66
Li,J.,Lu,M.,Dou,G. and Wangs, S.(2017),”Big data application framework and its feasibility analysis in library”,Information Discovery and Delivery, Vol.45 No.4, pp.161-168.
Raza,Z., Mahmood, K. and Warraich, N (2019),”Applicaction of linked data Technologies in digital libraries: a review of literature”,Library Hi Tech New, Vol.36 No.3,pp.9-12
Rahrovani,S.,Mirzabeigi,M. and Abbaspour,J.(2018),”The concreteness of searching module icons and their effectiveness in digital library applications”,The electronic Library, Vol. 36 No. 5, pp.800-810
Hahn,j.(2012),”Mobile augmented reality applications for library services”,New Library World,Vol.113 No.9/10,pp.429-438
Vanconcelos,L.,Baldochi,L. and Santos,R. (2020),”An approach to support the construction of adaptive Web applications”,International journal of web information systems, Vol. ahead-of-print No.ahead-of-print.
Li,S., Hao, Z., Ding, L. and Xu, X. (2019), “Research on the application of information technology of Big Data in Chinese digital Library”.Library Management,Vol. 40 No. 8/9, pp. 518-531.
Pomerantz, J., Abbas, J. & Mostafa, J. Teaching digital library concepts using digital library applications. International Journal Digital Library 10,1-13(2009).
Keil, K.,Ward, J.A.Applications of RISM data in digital libraries and digital musicology.Internasional Journal on Digital Library 20, 3-12 (2019)


Analisis Perbandingan Perangkat INLISLITE dan SLIMS


Perbandingan Perangkat Lunak  INLISLITE dan  SLIMS

INLISLite merupakan perangkat lunak (software) aplikasi otomasi perpustakaan yang dibangun dan dikembangkan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) sejak tahun 2011.Penamaan INLIS diambil dari kata Integrated Library System, nama dari perangkat lunak manajemen informasi perpustakaan terintegrasi yang dibangun sejak tahun 2003 untuk keperluan kegiatan rutin pengelolaan informasi perpustakaan di internal Perpusnas RI, khususnya untuk kepentingan pembangunan pangkalan data Katalog Induk Nasional (Union Catalog) yang lengkap dan dapat diakses melalui Internet secara cepat dan mudah oleh pengguna perpustakaan di manapun.
SLiMS dan INLis Lite belum dapat menjadi satu pintu masuk menuju seluruh informasi perpustakaan. Karena agar dapat menjadi satu pintu masuk untuk menuju seluruh informasi perpustakaan, SLiMS perlu menyimpan detail record segala macam dalam Elastic Search, yang sayangnya baru akan di implementasikan secara penuh kedepannya.
SLiMS untuk melakukan pencarian dari basis data atau repositori lain, yaitu dengan menggunakan Nayanes atau UCS. Nayanes bekerja dengan melakukan pencarian terfederasi dan UCS dengan melakukan harvesting. SLiMS, INLis Lite belum dapat melakukan pencarian terfederasi atau harvesting basis data dari server atau repositori lain secara otomatis. jika jurnal elektronik tersebut memiliki permalink, pustakawan dapat memasukkan kedalam basis data katalog daring INLis Lite secara manual walaupun hanya bisa melalui form entry yang berbasi MARC.


Antarmuka pengguna yang baik
SLiMS menggunakan PHP sebagai bahasa pemrogramannya Penggunaan PHP yang bersifat opensource pada SLiMS dapat memberikan keuntungan kepada pengguna dan pengembang berupa dukungan dokumentasi serta komunitas yang luas
Sehingga mempermudah pengguna ataupun pengembang ketika ingin melakukan modifikasi terhadap antarmuka katalog daring SLiMS. Adapun framework pemrogramannya, SLiMS menggunakan Native framework. Penggunaan Native framework memberikan beberapa
Pemerkaya konten Katalog daring SLiMS dan INLis Lite dapat menampilkan berbagai macam konten dari sebuah bahan pustaka. Tidak hanya menampilkan data bibliografis, katalog daring SLiMS dan INLis Lite juga dapat menampilkan cover, ringkasan atau abstrak higga tautan dari bahan pustaka. Tautan yang dapat ditampilkan oleh katalog daring SLiMS dan INLis Lite tidak hanya terbatas pada file ebook atau PDF saja, tetapi juga file media lain baik berjenis audio, visual, hingga audio visual. Khusus terbitan berseri, katalog daring INLis Lite juga dapat menampilakan daftar volume dari dari sebuah terbitan berseri. Adanya fitur ini membuat pemusataka dapat mengetahui volume berapa saja yang dimiliki perpustakaan tersebut. Kemudian setelah mengetahui serial tersebut memiliki volume berapa saja, barulah pemustaka diarahkan ke rincian volume tersebut yang berisi jumlah eksemplar yang tersedia dari volume.
Bagian navigasi Katalog daring SLiMS dan INLis Lite telah memiliki fitur bagian navigasi. Sayangnya pada katalog daring SLiMS fitur ini secara bawaan dinonaktifkan karena ketika fitur ini diaktifkan dikhawatirkan akan membebani server perpustakaan dimana SLiMS dipasang. Kemudian untuk dapat mengaktifkan fitur bagian navigasi pada katalog daring SLiMS juga dibutuhkan pemasangan aplikasi pengindeks Elastic Search. Pemasangan aplikasi pengindeks Elastic Search pun tidak bisa sembarangan, dibutuhkan pengaturan khusus yang lebih lagi pendokumentasian terbatas. Sehingga perpustakaan perlu menghubungi pengembang SLiMS jika ingin menggunakan fitur dari aplikasi pengindeks Elastic Search. Berbeda dengan katalog daring SLiMS yang secara bawaan dimatikan, fitur bagian navigasi pada katalog daring INLis Lite sudah dihidupkan dari awal oleh pengembang.
INLis Lite tidak memiliki fitur rekomendasi istilah pada katalog daringnya. Sebenarnya untuk sisi pemrograman, fitur ini sudah disiapkan. Hanya saja basis data yang berisi dengan tajuk subjek PNRI belum ditambahkan. Karena jika ditambahkan dapat menambah ukuran paket aplikasi INLis Lite hingga dua puluh tiga mega byte yang ditakutkan dapat menambah beban server. Oleh karena itu, untuk sementara fitur ini ditiadakan oleh pengembang INLis Lite. 3.1.8 Rekomendasi dan materi terkait Katalog daring SLiMS sayangnya tidak memiliki fitur rekomendasi dan materi terkait. Fitur ini tidak tersedia pada katalog daring SLiMS karena untuk membuat fitur ini dibutuhkan fitur-fitur pendukung lainnya seperti fitur pencatat aktifitas pengguna, fitur kontribusi pengguna, hingga pengindeks Elastic Search. Jika memang fitur ini akan diaktifkan maka akan memakan sumberdaya pada server yang dipasang SLiMS.
Berbeda dengan SLiMS, INLis Lite memiliki fitur rekomendasi dan materi terkait pada katalog daringnya. Fitur ini merupakan fitur yang baru muncul pada katalog daring INLis Lite versi 3. Fitur ini akan memberikan rekomendasi bahan pustaka kepada berdasarkan judul atau subjek yang sama dengan apa yang pemustaka cari. Awalnya fitur rekomendasi pada katalog daring INLis Lite memberikan rekomendasi material terkait pada pengguna berdasarkan kemiripan judul. Namun, hal ini justru menciptakan banyak kesalahan pada hasil rekomendasi. Akhirnya, diusulkanlah oleh bagian pengolahan untuk memberikan rekomendasi terkait berdasaran pengarang dan subjek yang sama. Penggunaan pengarang dan subjek sebagai dasar pemberian rekomendasi pada fitur rekomendasi dan materi terkait dalam katalog daring INLis Lite, membuat katalog daring INLis Lite dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan menggunakan judul sebagai dasarnya. aplikasi komentar dari pihak ketiga seperti Facebook, Google, Discuss, dll.

Taman Baca Inovator


TAMAN BACA INOVATOR

Lokasi : Plaza Maspion Lantai 6 C2 . Jl. Gunung Sahari Raya Kavling 18 Kota Administrasi Jakarta Utara, DKI Jakarta
Tanggal Pendirian : 31 Desember 2014 (6 tahun yang lalu)
Fokus Organisasi : Pendidikan dan Pengembagan masyarakat.

Taman Baca Inovator 
merupakan Yayasan kerelawanan yang peduli pendidikan anak dan pembentukan karakter anak-anak Indonesia. Rendahnya budaya baca, minimnya akses untuk materi bacaan yang baik dan bermutu adalah faktor utama minat baca anak-anak kita di Indonesia cukup rendah. Minimnya variasi buku-buku perpustakaan di sekolah serta kondisi perpustakaan yang kurang memadai membuat perpustakaan sekolah kurang menarik untuk siswa. Faktor ekonomi tentunya juga memainkan peran penting. Tidak jarang kami temukan anak-anak harus bekerja sebagai pencari nafkah sepulang sekolah. Hal ini tentu menyita waktu belajar serta waktu membaca anak. Kemajuan teknologi juga membuat kegiatan membaca sebagai suatu kegiatan yang dianggap membosankan. Untuk itu, Taman Baca Inovator mengadakan berbagai program menyenangkan untuk menarik minat anak untuk datang dan membaca, salah satunya adalah penyediaan Taman Baca Inovator di wilayah Indonesia yang terjauh dan pedalaman agar anak-anak Indonesia disana punya kesempatan yang sama untuk menikmati bacaan inspiratif yang dapat membantu mewujudkan mimpi-mimpi mereka.
Taman Baca Inovator terbentuk dari keyakinan kami bahwa minat baca yang tinggi sangat penting dalam pendidikan anak dan pembentukan karakter anak. Rendahnya budaya baca, minimnya akses untuk materi bacaan yang baik dan bermutu adalah adalah faktor utama minat baca anak-anak kita di Indonesia cukup rendah. Selain itu, banyak sekolah belum optimal dalam menumbuhkan kebiasaan membaca bagi para siswanya. Minimnya variasi buku-buku perpustakaan di sekolah serta kondisi perpustakaan yang kurang memadai membuat perpustakaan sekolah kurang menarik untuk siswa. Faktor ekonomi tentunya juga memainkan peran penting. Tidak jarang kami temukan anak-anak harus bekerja sebagai pencari nafkah sepulang sekolah. Hal ini tentu menyita waktu belajar serta waktu membaca anak. Kemajuan teknologi jua membuat kegiatan membaca sebagai suatu kegiatan yang dianggap membosankan. Akses ke hiburan seperti games playstation, games online, sosial media Facebook, tv dan lainnya cukup mudah didapatkan. Untuk itu Taman Baca Inovator juga mengadakan berbagai program menyenangkan untuk menarik minat anak untuk datang dan membaca. Program kegiatan kami desain berhubungan dengan buku-buku kami. Program tersebut antara lain : hari kreativitas / art n craft, English day, Reading Contest, dan lain-lain. Mengapa menggunakan nama Inovator dan para penemu ? Tidak mudah menjadi seorang penemu sesuatu hal yang baru, diperlukan kreativitas, out side the boks way of thinking, keberanian, deteminasi yang tinggi dan ketekunan luar biasa. Hal-hal ini lah yang menginspirasi kami mengambil nama INOVATOR dengan harapan bahwa salah satu dari anak-anak yang membaca di Taman Bacaan kami dapat menjadi seorang pribadi yang memiliki semua karakter di atas dan menjadi seorang Penemu. Dimanakah kami ingin membangun Taman Baca Inovator ? Kami ingin membangun di area dimana buku-buku bacaan masih sangat diinginkan. Kata kuncinya adalah KEBUTUHAN ‘Need’ dan dimana masih ada anak-anak yang membutuhkan bacaan untuk menambah wawasan / ilmu dan sebagai hiburan, maka kami akan ada disana. Bekerja bersama dengan masyarakat / warga setempat, kami merangkul anak-anak dan warga yang ingin membaca atau bahkan belajar dari buku. Saat ini kami sudah memiliki 31 Taman Baca yang telah berdiri diseluruh Indonesia.  Apa saja materi bacaan / buku yang tersedia di Taman Baca Inovator ? Tba Inovator berfokus pada buku-buku anak, tapi kami juga menyediakan buku-buku umum. Seringkali para ibu-ibu datang mengantarkan anak nya membaca dan juga ikut melihat dan membaca bila menemukan buku yang menarik.

Yessi Chandra dan Sarah Hutauruk untuk membangun sebuah yayasan bernama Taman Baca Inovator. Berdiri sejak tahun 2014, Taman Baca Inovator dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan minat baca dan pendidikan bagi anak di daerah yang kekurangan akses dalam hal membaca buku.
Taman Baca Inovator yang dikhususkan untuk anak-anak berusia mulai 4 hingga 12 tahun kini telah hadir dibeberapa daerah di Indonesia, mulai dari Tangerang, Bogor, Bandung Barat, Jember, Kalimantan, Ketapang, Tapanuli, Palembang hingga Maluku. “Kita meng-cover golden age. Kenapa taman baca? Kita pengin bangun reading habbit-nya. Anak-anak masih bisa dibangun reading habit-nya,”
Taman Baca Inovator di masing-masing daerah, antara lain calistung (baca tulis berhitung), book club, English day, les membaca, melibatkan kepala desa untuk mengajar dan masih banyak lagi. “Saya bilang ke tokoh lokal kalau anak-anak jangan diajak baca buku banyak-banyak.
Tips Untuk Menarik Minat Baca Anak Versi Taman Baca Inovator
Membaca buku merupakan bagian integral dari kehidupan sang anak. Menurut Evlin selaku Eksternal Relation Taman Baca Inovator, mengatakan bahwa tidak cukup hanya membuka taman bacaan saja agar anak mau membaca. “Taman bacaan di Indonesia itu sudah menjamur, tapi kita harus lihat lagi apakah anak-anak itu aktif membaca atau tidak?,”
1. Mendongeng
Selain membiasakan diri dengan mengajak anak mengikuti program Calistung (baca, tulis, menghitung) menumbuhkan rasa ketertarikan anak-anak untuk membaca ialah dengan mendongeng. Karena keterlibatan orang-orang terdekat anak bisa menarik minat sang anak untuk membaca. Dengan mendongeng, imajinasi anak meningkat dan melahirkan rasa penasaran. Sehingga akan membentuk keinginan anak untuk membaca buku. Mendongeng sendiri ialah rutinitas yang bisa membentuk hubungan emosional anak dengan si pendongeng.
2. Pelatihan untuk Orang Tua
Bagi orangtua yang sedang mengantarkan anaknya untuk membaca sebaiknya jangan khawatir akan bosan. Seballiknya, sang ibu harus bisa membangun kesadaran bahwa pendidikan untuk anak itu penting. Maka, Taman Baca Inovator sendiri secara rutin mengadakan pelatihan untuk orangtua. Selain itu, Taman Baca Inovator juga menyediakan buku-buku untuk orangtua, seperti buku tentang kuliner, kreativitas, atau tentang cara mendidik anak. Karena kebiasaan orangtua juga berpengaruh terhadap kebiasaan sang anak.
3. Bekerjasama dengan Komunitas
Evlin mengatakan bahwa bekerjasama dengan komunitas sangat penting untuk bisa menarik minat baca sang anak. Komunitas belajar bahasa inggris, komunitas seni, atau fotografi bisa diundang agar anak-anak tak bosan.
4. Membaca Di Luar Ruangan
Jika anak-anak sudah mulai terlihat bosan di dalam ruangan saat membaca, sebaiknya Anda membawa anak-anak ke tempat wisata terdekat. Hal ini akan membuat sang anak akan terpacu terus untuk datang ke taman baca untuk aktif membaca. “Pasti ada challenge yang akan kalian temui jika membawa anak-anak keluar dari ruangan untuk membaca. Tapi, dengan aktivitas baru tersebut mereka akan terus termotivasi untuk giat membaca,” ujar Evlin.

Taman Baca Inovator adalah perpustakaan komunitas yang didirikan di daerah yang membutuhkan buku anak-anak dan jauh dari akses ke buku-buku berkualitas. Setiap TBI memiliki tokoh lokal yang memelihara dan bertanggung jawab atas Taman Baca Inovator di daerah tersebut. Tempat untuk mendirikan TBI juga disediakan oleh Tokoh Lokal sendiri, seperti rumah penduduk, bangunan posyandu atau bangunan lain yang dapat digunakan untuk Taman Baca.

TBI memiliki setidaknya dua staf lokal untuk mengelola, memelihara, dan membuat kegiatan menarik di Taman Baca sehingga anak-anak dapat datang dengan bebas setiap hari ke TBI. Harapan TBI di masa depan adalah memperkenalkan kembali minat membaca kepada anak-anak, memulihkan budaya membaca, membiasakan anak-anak dengan buku sejak kecil dan juga meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan cara lebih mudah mengakses buku-buku berkualitas seperti itu.
Kegiatan/program
Sahabat Pancasila Program
Program Sahabat Pancasila (Sahabat Pancasila) adalah kegiatan sahabat pena di mana anak-anak yang secara teratur mengunjungi perpustakaan Taman Baca Inovator (TBI) di seluruh Indonesia dapat menulis surat satu sama lain. Setiap orang bebas untuk menulis tentang pengalaman dan kegiatan mereka di perpustakaan TBI setempat. Surat-surat itu akan dikirim ke anak-anak lain di daerah lain. Setiap surat tertulis akan dikirim oleh staf TBI. Sejauh ini, program tersebut telah dilakukan di beberapa daerah berpasangan, yaitu Bogor-Maluku, Cikarang-Kalimantan, dan Bekasi-Palembang. Diharapkan dengan program ini anak-anak dapat memahami perbedaan budaya dan mengintip situasi di daerah lain di Indonesia. Pada saat yang sama, literasi anak-anak akan dipertajam ketika mereka menulis dan menggambarkan hal-hal baru dengan imajinasi mereka.
Book club
Klub Buku kami adalah kegiatan yang diadakan untuk mengembangkan minat baca di perpustakaan Taman Baca Inovator (TBI). Klub Buku diadakan untuk anak-anak berusia 11 tahun ke atas untuk mengeksplorasi imajinasi mereka dan mengembangkan pemikiran kritis mereka melalui cerita dan membuat mereka dapat menerapkan moral cerita dalam kehidupan mereka sendiri.

Kegiatan ini telah diadakan beberapa kali di perpustakaan TBI di mana anak-anak memilih buku yang menurut mereka menarik. Pada awalnya, anak-anak masih bingung dan merasa sulit. Namun, kami berharap bahwa dengan sukarelawan yang membantu mereka membaca dan menjelajahi buku-buku, anak-anak akan terbiasa membaca buku dan memiliki pemahaman yang baik tentang buku-buku tersebut.
Book labeling
Setiap bulan pada tanggal 17, Taman Baca Inovator mengirimkan buku-buku bagus dan berkualitas tinggi untuk anak-anak melalui 23 perpustakaan Taman Baca di seluruh Indonesia. Buku-buku diberi label sebelum dikirim untuk mengatur mereka dan untuk memastikan bahwa mereka dikirim dalam kondisi baik. Buku yang diberi label dan kode akan memudahkan staf Taman Baca dan anak-anak untuk menemukan buku yang mereka inginkan. Pelabelan biasanya dilakukan di Kantor Pusat Taman Baca Inovator.
Banyak sukarelawan tertarik untuk membantu pelabelan. Mereka pikir itu adalah kegiatan yang menarik dan pada saat yang sama, mereka dapat membaca buku yang menarik. Pelabelan biasanya dilakukan beberapa hari sebelum tanggal 17 setiap bulan. Melalui kegiatan pelabelan ini, para relawan menjadi lebih dekat satu sama lain dan mereka membawa dampak positif. Kami berharap tindakan positif ini akan terus berlanjut.


Reading Together
Program utama  menyediakan koleksi buku-buku berkualitas yang relevan bagi pengguna kami di semua perpustakaan kami. Kita harus memastikan bahwa kegiatan membaca dipromosikan secara konsisten dan kreatif di perpustakaan dan area sekitar perpustakaan kita. Salah satu hukum ilmu perpustakaan adalah bahwa perpustakaan adalah organisme yang hidup dan juga entitas yang responsif. Dengan koleksi yang relevan untuk penggunanya, infrastruktur yang tepat, dan pustakawan, perpustakaan kami pasti akan menarik pengguna yang relevan. Setiap perpustakaan kami memiliki kepribadiannya sendiri untuk memenuhi kebutuhan anak-anak. Perpustakaan kami secara aktif memotivasi anak-anak untuk membaca, mengadakan pelajaran membaca / menulis ad hoc untuk menanamkan kepercayaan dan minat.
English day
English Day adalah kelas bahasa Inggris mingguan yang tersedia gratis di sebagian besar perpustakaan kami. Banyak anak dan orang tua mereka senang dengan kelas ini. Mereka semua sadar bahwa kemahiran berbahasa Inggris sangat penting untuk karir masa depan, tetapi banyak anak-anak memiliki akses terbatas ke kelas bahasa Inggris di sekolah mereka. Kami bekerja dengan guru bahasa Inggris setempat yang mengajar di perpustakaan kami setidaknya sekali seminggu selama 2 jam. Di Edison, kita harus membagi kelas menjadi dua kelas karena jumlah peserta dan kelompok usia yang luas. Guru Bahasa Inggris kami merancang rencana pengajaran berdasarkan keterampilan siswa dan melakukan tes mini secara berkala.
Creativity class
Semua pustakawan  diwajibkan untuk memimpin kelas kecil, baik kelas membaca atau kreativitas, tergantung pada kebutuhan anak-anak. Kelas kreativitas dirancang untuk anak-anak kita yang lebih muda di mana mereka membuat kerajinan menggunakan sebagian besar bahan daur ulang seperti koran bekas, kertas bekas. Kami berharap kelas ini akan merangsang kreativitas dan kepercayaan diri anak-anak kami.


Program Pelatihan Taman Baca Inovator

Management Buku
Setiap perpustakaan TBI yang kami bantu akan menerima hingga 1500 buku anak-anak. Tentu saja, sejumlah besar buku harus dipelihara dan digunakan dengan benar. Materi Manajemen Buku disediakan untuk setiap staf untuk membantu mereka memahami klasifikasi buku anak-anak di perpustakaan TBI kami. Kami biasanya memberikan pelatihan di tahun awal pendirian perpustakaan TBI. Setiap anggota staf harus tahu tentang kelompok dan tingkat buku yang sesuai dengan usia anak-anak. Buku-buku kami dibagi menjadi beberapa kelompok. Kelompok A untuk buku kegiatan, kelompok U untuk semua umur, kelompok satu untuk anak usia 4-5 tahun, kelompok dua untuk anak usia 5-6 tahun, kelompok tiga untuk anak usia 6-7 tahun, kelompok empat adalah untuk untuk anak-anak berusia 7-8 tahun, kelompok lima untuk anak-anak berusia 8-9 tahun dan kelompok enam untuk anak-anak berusia di atas 9 tahun. Kami telah mengirimkan materi pelatihan manajemen buku ke 35 perpustakaan TBI di Indonesia.
Program Inovatif
Program inovatifnya adalah tentang kegiatan rutin terencana yang memeriahkan kegiatan TBI. Setiap perpustakaan TBI memiliki program unik sesuai dengan tradisi daerah. Program inovatif adalah cara kami untuk berbagi program masing-masing TBI, dari Sumatera Utara ke Maluku Tenggara Barat. Beberapa program inovatif yang sering kami bagikan di setiap perpustakaan TBI adalah celengan apresiasi dan pohon literasi. Kami telah menyampaikan materi pelatihan program inovatif ke TBI Sukabumi, TBI Jember, TBI Bandung Barat dan TBI Bogor.
Program StoryTelling
Bercerita adalah kegiatan yang sangat menyenangkan bagi anak-anak. Beberapa anak lebih suka bercerita daripada membaca buku sendiri, terutama anak-anak yang belum masuk sekolah dasar. Bercerita juga penting untuk meningkatkan minat baca anak-anak. Sangat mengharukan ketika seorang anak memilih buku dan meminta kami membacakannya untuk mereka. Kami berpikir bahwa setiap staf dan orang tua harus tahu cara bercerita sehingga anak-anak tertarik dan dapat memahami ceritanya. Keterampilan mendongeng telah diterapkan di semua perpustakaan TBI kami.
Program desain
Desain program adalah pelatihan yang sangat penting untuk diberikan bagi setiap staf TBI. Materi ini memberikan gambaran umum tentang keberlanjutan perpustakaan TBI di masa depan ketika perpustakaan dipisahkan dan tidak lagi di bawah bantuan pusat TBI. Dalam pelatihan desain program, kami membahas tentang definisi, penemuan, impian, desain, dan takdir. Definisikan semua pencapaian dan aspirasi masing-masing TBI. Discovery adalah analisis tentang potensi yang dimiliki perpustakaan dalam hal staf, aktor lokal, dan pemangku kepentingan lokal yang dibutuhkan untuk pencapaian. Dream adalah diskusi tentang apa yang perlu ditingkatkan untuk mewujudkan harapan setiap staf TBI. Di Merancang, staf akan membahas apakah program yang disiapkan sebelumnya didukung oleh potensi yang ada dan strategi apa yang dapat dilakukan untuk mewujudkannya. Materi terakhir adalah Destiny di mana setiap staf akan menyebarluaskan rencana program ke kelompok lain dan meminta masukan dari kelompok lain secara bergantian. Kami secara teratur memberikan pelatihan desain program ini ke perpustakaan TBI yang telah memasuki tahun ketiga bantuan mereka. Pelatihan ini merupakan keharusan bagi staf untuk memastikan keberlanjutan perpustakaan TBI yang mereka kelola
Pelatihan Pembelajaran
Pelatihan Metode Pembelajaran dilakukan agar staf dan guru memahami cara mendidik anak berdasarkan kemampuan visual, pendengaran, dan kinestetik anak. Setiap anak dilahirkan dengan kemampuan dan bakat yang berbeda; karena itu para guru dan staf harus tahu cara mendidik mereka secara tepat. Beberapa metode pembelajaran yang dapat diterapkan adalah diskusi, tanya jawab, analogi, sosiodrama, gambar atau film visual, kuis dan bintang, kafe dunia, lagu, akronim, boneka dan pembelajaran terapan. Kami telah melakukan pelatihan metode pembelajaran di beberapa perpustakaan TBI termasuk Kalimantan, Sumatra Selatan, Sukabumi, Jember dan Bogor.
Pelatihan manajemen kelas
Pelatihan manajemen kelas terutama diberikan kepada staf perpustakaan TBI yang berlokasi di perpustakaan sekolah. Kami sering menemukan bahwa beberapa guru kurang terampil dalam menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan kreatif. Bagi kami, kesediaan anak-anak untuk belajar di sekolah atau di perpustakaan memang sangat penting, tetapi akan lebih baik jika materi pembelajaran juga disampaikan secara efektif dan menyenangkan. Oleh karena itu, anak-anak tidak akan pernah bosan belajar dan bahkan mungkin mendorong guru atau staf untuk belajar. Dalam pelatihan manajemen kelas, kami menyampaikan materi tentang membuat sinyal, memberikan apresiasi, pemahaman kelas, teknik pengelompokan, dan instruksi yang efektif. Beberapa perpustakaan yang telah dilengkapi dengan pelatihan ini adalah TBI Kalimantan Barat, TBI Sumatera Selatan, TBI Sukabumi, TBI Bogor dan TBI Tapanuli Utara.
Positive parenting training
Pengetahuan pengasuhan yang positif sangat penting untuk disebarluaskan kepada orang tua dari anak-anak yang sering mengunjungi perpustakaan Taman Baca Inovator (TBI). Mengasuh anak dan pendidikan dalam keluarga adalah yang pertama dan terpenting. Anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik jika pengasuhan dilakukan sesuai dengan tahap perkembangan dan usia anak melalui promosi prinsip pengasuhan yang positif. Mengembangkan komunikasi yang efektif dan menerapkan disiplin positif dalam keluarga adalah salah satu cara yang dapat dilakukan orang tua untuk mengoptimalkan perkembangan anak yang mencakup aspek fisik, pemikiran, perasaan, dan sosial. Kami telah melakukan pelatihan pengasuhan positif di TBI Kunang-Kunang Sukabumi, TBI Si Karel Tenjo, TBI Sumatera Selatan dan TBI Bandung Barat. Kami berharap bahwa dari pelatihan ini, setiap orang tua dapat mendidik anak-anak mereka secara positif.
Dampak taman baca Inovator bagi Indonesia
Lebih 10.000 anak-anak dari usia 4-12 telah menikmati buku anak-anak berkualitas.
Telah mendistribusikan 40.000 buku anak-anak di lebih dari 35 perpustakaan di Indonesia.
67 anak asuh didukung secara finansial oleh 45 orang tua asuh, yang memungkinkan anak-anak tetap bersekolah dan memiliki materi sekolah


REQUEST FOR PROPOSAL (RFP) LIBRARY APPLICATION

REQUEST FOR PROPOSAL (RFP) LIBRARY APPLICATION Perkembangan perpustakaan digital tidak lepas dari perkembangan teknologi informasi. Digi...