Senin, 06 April 2020

REQUEST FOR PROPOSAL (RFP) LIBRARY APPLICATION


REQUEST FOR PROPOSAL (RFP) LIBRARY APPLICATION
Perkembangan perpustakaan digital tidak lepas dari perkembangan teknologi informasi. Digital library dibangun diatas teknologi web, yang memungkinkan pengaksesan koleksi oleh anggota, kapan dan dimanapun posisi pengguna berada melalui internet. Di awal pengembangan digital library, para peneliti lebih memberikan perhatian pada layanan sistem dan peningkatan jumlah digital resource yang dihasilkan, seperti halnya yang disampaikan oleh Cleveland (1998), bahwa digital library – digital library yang ada akhirnya menjadi kumpulan sumber daya yang berbeda dan juga sistem yang berbeda, hal ini disebabkan karena sistem – sistem itu dikembangkan untuk melayani komunitas tertentu dan kelompok kelompok user yang ada.
Program aplikasi adalah sederetan kode yang digunakan untuk mengatur komputer supaya dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan keinginan programmer atau user. Atau definisi lain aplikasi merupakan kumpulan dari prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengolah data menjadi informasi. Misalnya penjumlahan, klasifikasi, rotasi, koreksi geometri, query, overlay, buffer, jointable dan sebagainya.
Konsep Dasar Aplikasi Berbasis Web
Web merupakan kumpulan informasi pada server komputer yang terhubung satu sama lain dalam jaringan internet maupun intranet. Sedangkan aplikasi berbasis web secara prinsip menyerupai aplikasi dalam komputer biasa. Yang membedakan adalah dalam aplikasi web based menggunakan tag-tag html sebagai dasar tampilan, sedangkan aplikasi program komputer menggunakan berbagai platform bahasa pemrograman.
Di awal pengembangan digital library, para peneliti lebih memberikan perhatian pada layanan sistem dan peningkatan jumlah digital resource yang dihasilkan, seperti halnya yang disampaikan oleh Cleveland (1998), bahwa digital library – digital library yang ada akhirnya menjadi kumpulan sumber daya yang berbeda dan juga sistem yang berbeda, hal ini disebabkan karena sistem – sistem itu dikembangkan untuk melayani komunitas tertentu dan kelompok - kelompok user yang ada.
Pada perkembangan selanjutnya, isu yang muncul adalah interopabilitas. Seperti yang disebutkan oleh Vullo (2010), interopabilitas (interopability) adalah sebuah aktifitas yang mengacu pada kemampuan sistem yang beragam dan organisasi untuk bekerja sama. Aktifitas ini sebenarnya telah diramalkan oleh Cleveland, yaitu bahwa pasca perkembangannya(digital library), interopabilitas antara digital library (dalam hal arsitektur, metadata dan format dokumen) juga mungkin terjadi dalam pengembangan sistem yang dibangun relatif terbatas untuk tujuan dan komunitas yang spesifik. Isu interoperabilitas ini kemudian melahirkan digital library system yang sharable penggunaannya, salah satunya dibangun oleh Information Society Technology, yaitu DELOS Digital Library Management System (DLMS). DelosDLMS merupakan aplikasi open source digital library system yang dapat didownload dan bebas digunakan sebagai sistem digital library system oleh pihak manapun. Selain DelosDLMS ada juga proyek yang disebut Koha Integrated Library System (ILS) yaitu sistem open source yang juga bebas didownload dan digunakan oleh institusi manapun untuk pengelolaan library information system.
Dari penjelasan tersebut terdapat dua istilah dalam pengembangan sistem perpustakaan, yaitu digital library system dan integrated library system atau library management system. Persamaan dari kedua sistem tersebut adalah open source, diperbolehkan untuk digunakan dan dikembangkan pada perpustakaan mana saja. Perbedaannya yaitu digital library system digunakan untuk mengelola digital resource dan cara pengaksesannya, sedangkan library management system digunakan untuk mengelola sirkulasi, keanggotaan, kataloging dan online public access catalog.
Pada sisi lain kebutuhan mencari referensi menggunakan otomatisasi perpustakaan meningkat pada semua tingkatan penyelenggara pendidikan, baik dasar, menengah dan perguruan tinggi, karena disadari bahwa pemanfaatan non-digital resource tetap tidak dapat digantikan oleh digital resource. Oleh karena itu kebutuhan pencarian non-digital resource tetap akan berlangsung dan berkembang semakin meluas. Keunggulan digital library system adalah memberikan kontribusi akses download digital resource dari manapun melalui internet. Namun digital library system tidak menyediakan informasi tentang non-digital resource. Sebaliknya, pada library management system memberikan kontribusi pada pengelolaan operasional perpustakaan yang secara otomatis menyediakan informasi non-digital resource. Namun pada library management system tidak menyediakan digital resource dan pemanfaatannya.
Pemanfaatan digital resource tidak menggantikan pentingnya non-digital resource. Kebutuhan pengguna untuk mencari non-digital resource meningkat keluar dari lingkup lokal. Keberadaan digital resource dan non-digital resouce saling mendukung dalam memenuhi kebutuhan pengguna. Teknologi web yang diterapkan dalam digital library mampu memperluas cakupan pencarian referensi, namun tidak menyediakan informasi non-digital resource. Sebaliknya library management system mampu menyediakan informasi non-digital resouce secara baik pada lingkup lokal, namun tidak menyediakan digital resource.
Pengembangan sistem baru dilakukan dengan cara menggabungkan dua arsitektur dari digital library system dan library management system. Untuk memenuhi hal tersebut maka seluruh aplikasi dibangun menggunakan web application. Dalam tesis ini, pembangunan web application menggunakan tahapan Waterfall model. Pada tahap perancangan menggunakan unified modelling language dan pada tahap penerapan sistem menggunakan open source object oriented programming Hypertext PreProcessor (PHP). Dan penyimpanan data menggunakan MySql database management system.

Web Application
Dewasa ini web application dikenal sebagai aplikasi yang diakses melalui web browser dan melalui jaringan seperti Internet atau intranet. Kemampuan untuk memperbarui dan memelihara aplikasi web tanpa harus mendistribusikan dan menginstal perangkat lunak pada kemungkinan ribuan komputer klien merupakan keunggulan teknologi ini, selain juga untuk cross-platform compatibility. Termasuk aplikasi web common webmail, penjualan ritel online, online pelelangan, wiki dan banyak fungsi lainnya (en.wikipedia.org/wiki/ Web_application, 2009).
Pada jurnal yang ditulis oleh Xu, dkk, (2005), menitikberatkan pada efektifitas dan efisiensi sebuah testing terhadap aplikasi yang berbasis web application dengan membandingkan dua metode yaitu Semantic Label dan XML description technique. Lei Xu dan timnya mengembangkannya dengan melengkapi mekanisme feedback control pada pembangunan aplikasi agar lebih menyempurnakan kualitas sistem. Edinburgh (2005) membahas sebuah pendekatan pengujian pada web application. Dalam metode pendekatannya analisa aliran data akan dianggap sebagai Function Level Testing, Function Cluster Level Testing, Object Level Testing dan Web Application Level Testing, dari level terendah hingga level tertinggi.
PHP
PHP (Hypertext Preprocessor), merupakan bahasa pemrograman pada sisi server yang memperbolehkan programmer menyisipkan perintah – perintah perangkat lunak web server (apache, IIS, atau apapun) akan dieksekusi sebelum perintah itu dikirim oleh halaman ke browser yang me-request-nya, contohnya adalah bagaimana memungkinkannya memasukkan tanggal sekarang pada sebuah halaman web setiap kali tampilan tanggal dibutuhkan. Sesuai dengan fungsinya yang berjalan di sisi server maka PHP adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk membangun teknologi web application.
(Kevin Yank, 2002) PHP telah menjadi bahasa scripting untuk keperluan umum yang pada awalnya hanya digunakan untuk pembangunan web yang menghasilkan halaman web dinamis. Untuk tujuan ini, kode PHP tertanam ke dalam dokumen sumber HTML dan diinterpretasikan oleh server web dengan modul PHP prosesor, yang menghasilkan dokumen halaman web. Sebagai bahasa pemrograman untuk tujuan umum, kode PHP diproses oleh aplikasi penerjemah dalam modus baris - baris perintah modus dan melakukan operasi yang diinginkan sesuai sistem operasi untuk menghasilkan keluaran program di channel output standar. Hal ini juga dapat berfungsi sebagai aplikasi grafis. PHP tersedia sebagai prosesor untuk server web yang paling modern dan sebagai penerjemah mandiri pada sebagian besar sistem operasi dan komputer platform.
MySQL
MySQL adalah sebuah implementasi dari sistem manajemen basisdata relasional (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL (General Public License). Setiap pengguna dapat secara bebas menggunakan MySQL, namun dengan batasan perangkat lunak tersebut tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam basisdata yang telah ada sebelumnya; SQL (Structured Query Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian basisdata, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis. Kehandalan suatu sistem basisdata (DBMS) dapat diketahui dari cara kerja pengoptimasi-nya dalam melakukan proses perintah-perintah SQL yang dibuat oleh pengguna maupun program-program aplikasi yang memanfaatkannya.
Sebagai peladen basis data, MySQL mendukung operasi basisdata transaksional maupun operasi basisdata non-transaksional. Pada modus operasi non-transaksional, MySQL dapat dikatakan unggul dalam hal unjuk kerja dibandingkan perangkat lunak peladen basisdata kompetitor lainnya. Namun demikian pada modus non-transaksional tidak ada jaminan atas reliabilitas terhadap data yang tersimpan, karenanya modus nontransaksional hanya cocok untuk jenis aplikasi yang tidak membutuhkan reliabilitas data seperti aplikasi blogging berbasis web (wordpress), CMS, dan sejenisnya. Untuk kebutuhan sistem yang ditujukan untuk bisnis sangat disarankan untuk menggunakan modus basisdata transaksional, hanya saja sebagai konsekuensinya unjuk kerja MySQL pada modus transaksional tidak secepat unjuk kerja pada modus nontransaksional.
MySQL memiliki beberapa keistimewaan, antara lain :
 1. Portabilitas. MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac Os X Server, Solaris, Amiga, dan masih banyak lagi.
2. Perangkat lunak sumber terbuka. MySQL didistribusikan sebagai perangkat lunak sumber terbuka, dibawah lisensi GPL sehingga dapat digunakan secara gratis.
3. Multi-user. MySQL dapat digunakan oleh beberapa pengguna dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik.
4. 'Performance tuning', MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam menangani query sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak SQL per satuan waktu.
5. Ragam tipe data. MySQL memiliki ragam tipe data yang sangat kaya, seperti signed / unsigned integer, float, double, char, text, date, timestamp, dan lainlain.
6. Perintah dan Fungsi. MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah Select dan Where dalam perintah (query).
7. Keamanan. MySQL memiliki beberapa lapisan keamanan seperti level subnetmask, nama host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetail serta sandi terenkripsi.
8. Skalabilitas dan Pembatasan. MySQL mampu menangani basis data dalam skala besar, dengan jumlah rekaman (records) lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 milyar baris. Selain itu batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya.
9. Konektivitas. MySQL dapat melakukan koneksi dengan klien menggunakan protokol TCP/IP, Unix soket (UNIX), atau Named Pipes (NT).
10. Lokalisasi. MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan pada klien dengan menggunakan lebih dari dua puluh bahasa. Meski pun demikian, bahasa Indonesia belum termasuk di dalamnya.
11. Antar Muka. MySQL memiliki antar muka (interface) terhadap berbagai aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan fungsi API (Application Programming Interface).
12. Klien dan Peralatan. MySQL dilengkapi dengan berbagai peralatan yang dapat digunakan untuk administrasi basis data, dan pada setiap peralatan yang ada disertakan petunjuk online.
13. Struktur tabel. MySQL memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam menangani ALTER TABLE, dibandingkan basis data lainnya semacam PostgreSQL ataupun Oracle.
Perpustakaan digital berkembang menjadi sebuah organisasi yang menyediakan sumber daya, termasuk didalammya staff khusus, bertugas memilih, menyusun, dan menawarkan akses intelektual, menerjemahkan, mendistribusikan, memelihara integritas, menjamin keutuhan dari waktu ke waktu hasil koleksi digital sehingga karya – karya tersebut dapat dibaca dan secara ekonomis tersedia untuk dimanfaatkan oleh comunitas tertentu maupun sekumpulan komunitas. (Waters,1998) Disampaikan oleh Cleveland (1998), bersumber pada beberapa jurnal dan hasil diskusi sebelumnya maka definisi karakteristik perpustakaan digital antara lain :
a. perpustakaan digital merupakan perpustakaan yang mewakili perpustakaan traditional yang menyediakan baik koleksi digital dan koleksi tradisional, termasuk koleksi media. Sehingga perpustakaan tersebut memangkas biaya koleksi elektronik dan biaya kertas.
b. Perpustakaan digital juga termasuk didalamnya adalah materi digital yang sebenarnya berada diluar perpustakaan secara fisik namun memiliki link dari perpustakaan digital lainnya.
c. Perpustakaan digital juga akan berisi segala proses dan pelayanan yang menjadi tulang belakang dan jaringan syaraf dalam perpustakaan digital. Walau bagaimanapun, beberapa tradisional proses yang akan membangun pola kerja perpustakaan digital, yang akan disempurnakan dan ditingkatkan untuk mengakomodasi perbedaan antara media digital yang baru dan media tradisional .
Sushan Dhakal (2007), memfokuskan pada pemanfaatan Open Digital Library pada rencana pendidikan masa kini, dan deskripsi teknik dari arsitekturnya. Paper tersebut berdasarkan pada penelitian dan pembangunan Digital Library Research Lab menggunakan OAI_PMH dan PHP based harvester.
Waterfall Model Dalam pembangunan perangkat lunak menggunakan Linear Sequential / Waterfall Model. Metode ini merupakan model klasik yang bersifat sistematis, berurutan dalam membangun software. Seiring dengan kebutuhan maka Waterfall Model mengalami modifikasi yaitu ; Shasimi dan Roice’s Final model. Pada Third Computer Journal Lecturer terdapat ulasan dengan judul Discussion on The Ideal of Program Correctness by Tony Hoare , artikel tersebut membandingkan efektifitas beberapa metode pengembangan sistem termasuk Waterfall Model. Pada perkembangannya terdapat Waterfall model telah dimodifikasi, salah satunya adalah Roice’s Final Model.
Fase-fase dalam Waterfall Model menurut Pressman, (2005), yaitu:
1. Analysis Mengumpulkan kebutuhan data perbandingan dan perkembangan teknologi web service dan web application secara lengkap kemudian dianalisa kelayakannya untuk dijadikan metode dalam pengembangan sistem informasi perpustakaan beserta kebutuhan database yang harus dipenuhi oleh program yang akan dibuat. Fase ini dikerjakan agar menghasilkan desain sistem yang lengkap.
2. Design Desain software memiliki berbagai tahapan yang berfokus pada atribut program yang jelas yaitu : data structure, software architecture, interface representations, dan detail procedur(algorithm). Proses desain menterjemahkan kebutuhan pengguna dalam sebuah dokumen aplikasi yang dapat diperkirakan kualitasnya sebelum proses coding dimulai. Pada tahap ini menggunakan model Unified Modelling Language sebagai perangkat pembuatan desain software.
3. Code Tahap Coding adalah tahap dimana hasil desain software diterjemahkan ke dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh komputer. Dalam penelitian ini menggunakan bahasa pemrograman PHP karena bahasa pemrograman ini mendukung aplikasi berteknologi web. Database yang dihasilkan disimpan dalam aplikasi database MySQL.
4. Test Pengujian sistem menggunakan Black box testing, yang menganggap aplikasi sebagai sebuah kotak hitam dimana user mengabaikan sistem bisnis yang diadopsinya. Blackbox testing menitikberatkan pada kesesuaian suatu komponen terhadap spesifikasi.
Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak yang digunakan dalam perancangan terdiri dari beberapa jenis aplikasi :
a. aplikasi pengolah kata : digunakan untuk mencatat laporan dalam bentuk dokumen dan lembar kerja. Untuk kegiatan dokumentasi tersebut menggunakan Microsoft Office Word dan Excell.
b. Aplikasi pengolah desain : digunakan untuk menggambar perancangan dalam bentuk model desain sistem dan database. Penulis menggunakan Rational Rose untuk membuat desain pemodelan sistem.
c. Aplikasi pembangun sistem/bahasa pemrograman : bahasa pemrograman merupakan aplikasi yang digunakan untuk mengimplementasikan perancangan ke dalam program yang siap digunakan Bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP versi 5.2.8 .
d. Aplikasi web server : yaitu aplikasi yang berfungsi sebagai server dan pengolah database. Aplikasi yang digunakan adalah XAMPP, aplikasi ini bersifat open source, mendukung dinamic web, dan telah mencakup didalamnya adalah HTTP Server dan MySQL database.
Desain
Desain software memiliki berbagai tahapan yang berfokus pada atribut program yang jelas yaitu : software architecture, detail procedur(algorithm), data structure dan interface representations. Dalam Unified Modelling Language bentuk disain disajikan dalam berbagai diagram, antara lain:
a. Software Architecture : Use Case Diagram Perpustakaan Online.
b. Detail Procedure : Sequence Diagram, Activity Diagram, Statemachine Diagram
c. Data Structure : Class, Class Diagram
Metadata adalah data tentang data yang terstruktur. Tetapi dalam penerapan banyak perbedaan untuk menentukan elemen yang deskriptif pada sebuah data. Maka dibutuhkan sebuah standar yang diberlakukan untuk data. Untuk menentukan sebuah unsur-unsur pokok yang harus ada pada suatu standar metadata.
Beberapa standar metadata yang berkembang diantaranya Standar Metadata MARC(Machine Readible Cataloging), Dublin Core, MODS(Metadata Object Description Schema), dan METS (Metadata Encoding and Transmission Specification). Standar metadata tersebut digunakan dalam skema metadata program aplikasi perpustakaan Seperti Slims(MODS), GDL(Dublin Core) ,dan Inlis (Indomarc). Salah satu otamasi yang populer di perpustakaan di indonesia adalah Inlis. Inlis merupakan suatu program aplikasi yang dikembangkan oleh perpusnas yang bersifat freeware(bebas).
Standar Metadata adalah spesifikasi untuk informasi yang harus dikumpulkan tentang data penelitian dalam rangka untuk digunakan kembali. Untuk lebih jelasnya, karena Metada memiliki beberapa elemen yang dapat dikategorikan menjadi banyak fungsi, Kebanyakan dari awal standar metadata lebih memfokuskan pada elemen yang deskriptif yang dibutuhkan untuk penemuan, identifikasi dan penemuan kembali (retrieval) informasi.

Jenis-jenis Standar Metadata.
Standar pada Metadata, terutama pada aspek jenis Metadata Deskriptif, seperti :
- Standar Isi Data (Aturan khusus seperti : AACR2/RDA, CCO)
- Standar Nilai Data (LCNAF, LCSH, MeSH, AAT)
- Standar Data Struktur (DC, MODS, MARC21, VRA Core)
- Standar Sintaks/Pertukaran Data (MARC 21(ISO 2709), MARCXML, Dublin Core/RDF, atau Dublin Core/XML)
Mengenai standar untuk isi data yang digunakan terdapat pada :
- AACR2, yang berfungsi sebagai standar untuk pengatalogan tradisional.
 - RDA - DACS (Describing Archives: a Content Standard)
- CCO (Cataloging Cultural Objects)
- CSDGM (Content Standards for Digital Geospatial Metadata)
Standar Metadata biasanya akan mengambil beberapa dan menspesifikasikan elemen-elemen tersebut sesuai dengan informasi pokok yang terdapat pada metadata itu sendiri sehingga membentuk sebuah skema metadata. Berisi elemen nama dan semantik (makna elemen) yang ditentukan. aturan konten (bagaimana konten harus dirumuskan), aturan representasi (misalnya, aturan kapitalisasi), dan nilai-nilai elemen diperbolehkan (misalnya, dari kosa kata terkontrol) dapat ditentukan opsional.
Beberapa skema juga menentukan di mana sintaks elemen harus dikodekan, berbeda dengan sintaks skema independen. Banyak skema saat ini menggunakan Standard Generalized Markup Language (SGML) atau XML untuk menentukan sintaks mereka. skema metadata yang dikembangkan dan dikelola oleh organisasi standar (seperti ISO) atau organisasi yang telah mengambil tanggung jawab tersebut (seperti Dublin Core Metadata Initiative) yang disebut standart metadata.
Skema Metadata Banyak skema metadata yang berbeda sedang dikembangkan sebagai standar di seluruh disiplin ilmu, seperti ilmu perpustakaan, pendidikan, pengarsipan, e-commerce, dan seni. Metadata atau 'dokumentasi data' melayani tujuan membuat data ditemukan, dapat digunakan dan dimengerti. Berbagai standar metadata dan format telah dikembangkan dari waktu ke waktu untuk mendukung penemuan data dan dokumentasi data.
MARC
Tentang MARC Machine Readble Catalouging (selanjutnya disebut MARC) merupakan sebuah implementasi dari pengembangan catalog dalam bentuk elektronik. MARC lahir pada pertengahan tahun 1960 dan diprakasai oleh Henriette Avram dari Library of Congress (LC). Marc padadasarnya merupakan sekumpulan format data yang memungkinkan pertukaran catalog atau bentuk-bentuk data lainnya yang terkait antar sistem perpustakaan yang menggunakan perangkat elektronikberupa komputer. Penyimpanan data-data dalam format MARC biasanya berupa file binary yang kemudian masing-masing file disatukan menjadi sebuah bentuk kesatuan yang ututh. Standar deksripsi pada MARC merujuk pada aturan AACR2 dan ISBD
Komponen MARC Karakter dalam rangkaian MARC tersebut bisa dikelompokkan menjadi tiga komponen utama, yakni:
a. Leader: Elemen deskripsi yang letaknya pada awal dan memuat infomasi yang dibutuhkan perangkat computer untuk mengolah data selanjutnya. Komponen ini terdiri atas 24 karakter alfanumerik.
b. Direktori: merupakan indeks atau petunjuk lokasi data dalam cantuman MARC yang secara otamatis dibentuk oleh computer. Direktori mengidentifikasi tengara ruas, ruas, panjang dan posisi permulaan dari setiap ruas.
c. Data Fields: ruas-ruas yang berisi data deskripsi bibliografi dari sumber informasi. Data field sendiri terdiri dari 3 jenis, yakni ruas kendali, ruas kode dan nomor, serta ruas variable data.
Dublin Core
Tentang Dublin Core Dublin Core merupakan salah satu skema metadata yang digunakan untuk web resource description and discovery. Gagasan membuat standar baru agaknya dipengaruhi oleh rasa kurang puas dengan standar MARC yang dianggap terlalu banyak unsurnya dan beberapa istilah yang hanya dimengerti oleh pustakawan serta kurang bisa digunakan untuk sumber informasi dalam web. Elemen Dublin Core dan MARC intinya bisa saling dikonversi.Dublin Core terdiri dari 15 unsur yaitu : Title,Creator ,Subject ,Description, Publisher, Contributor ,Date , Type,Format,Identifier ,Source ,Language ,Relation ,Coverage , Rights
GDL (Ganesha Digital Library) merupakan software open source berbasis web untuk mengelola dan mendistribusikan sumber informasi digital. GDL dikembangkan sejak tahun 2000 oleh Knowledge Management Research Group (KMRG) ITB dengan dukungan dana dari Inlemalional Developmenl Research (IDRC) Kanada. GDL ini menggunakan metadata Dublin Core dalam pembentukan katalog digitalnya. Intouch Library Intouch library dikembangkan oleh Perpustakaan Pusat Universitas Brawijaya pada tahun 2002. Pertama kali keluar intouch library versi 1.0, menggunakan standar metadata Dublin Core, menggunakan dekstop aplikasi GUI, yang menggunakan kombinasi bahasa pemrogramman Ajax.
MODS
Tentang MODS (Metadata Object Description Schema) merupakan skema untuk suatu set unsur bibliografi yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan khususnya untuk aplikasi perpustakaan. Standar tersebut dikelola oleh Network Development and MARC Standards Office dari Library of Congress dibantu oleh pakar-pakar bidang pengawasan bibliografi serta berbagai masukan dari para pengguna.
 Karakteristik Dengan menggunakan Mods sebagai sarana pengawasan bibliografi dan akses, perpustakaan akan mendapatkan banyak keuntungan dan kemudahan antara lain :
1. Set unsurnya lebih kaya daripada Dublin Core dan lebih sederhana daripada format MARC yang kompleks.
2. Set unsurnya lebih sesuai dengan data perpustakaan daripada ONIX
3. Skema ini lebih berorientasi pada pengguna daripada skema MARCXML yang kompleks
4. Mods adalah skema XML, sehingga pengguna Mods akan lebih mudah menggunakan semua sarana dan jasa yang dikembangkan oleh XML
5. Skema Mods menggunakan tengara (tag) XML yang mnemonik yang mudah dipahami oleh spesialis maupun non-spesialis perpustakaan.
SLiMS merupakan Open Source Software (OSS) berbasis web untuk memenuhi kebutuhan automasi perpustakaan (library automation) skala kecil hingga skala besar. Keunggulan SLiMS adalah multi-platform, yang artinya bisa berjalan secara native hampir di semua sistem operasi yang bisa menjalankan bahasa pemrogramanPHP.
METS
Tentang METS METS (Metadata Encoding and Transmission Specification) adalah standar untuk pengkodean deskriptif, administrasi, dan struktur metadata mengenai objek dalam perpustakaan digital, dinyatakan menggunakan bahasa skema XML dari World Wide Web Consortium. Standar dikelola dalam Pengembangan Jaringan dan Standar MARC pada the Library of Congress, dan saat ini dikembangkan oleh Digital Library Federation.
Contoh Aplikasi Berbasis METS OpenMIc adalah open source berbasis web alat katalog yang dapat digunakan sebagai aplikasi mandiri atau terintegrasi dengan arsitektur repositori lain dengan berbagai organisasi. Menyediakan sistem pembuatan metadata lengkap untuk bahan analog dan digital, dengan layanan untuk mengekspor metadata tersebut dalam format standar. OpenMic hanya bisa digunakan pada sistem operasi Solaris dan Linux. OpenMIC saat ini sudah digantikan oleh versi lainnya, yaitu OpenWMS. OpenWMS, dapat dijalankan pada sistem operasi Windows.

Intouch Library
Intouch library merupakan software (program aplikasi) otomasi perpustakaan berbasis dekstop yang menggunakan standar metadata dublin core. Intouch library ini dikembangkan oleh Perpustakaan Pusat Universitas Brawijaya pada tahun 2002. Pertama kali keluar intouch library versi 1.0, menggunakan standar metadata Dublin Core, menggunakan dekstop apllication GUI, yang menggunakan kombinasi bahasa pemrogramman Ajax. Lingkup penggunaan Intouch library ini masih dalam lingkup civitas akademika Universitas Brawijaya. Untuk mendapatkan program aplikasi ini, pengguna harus datang ke perpustakaan pusat universitas Brawijaya untuk meminta ijin agar memperoleh software.
Kelebihan: · Mudah digunakan (user friendly) · Ringan (tidak membutuhkan spesifikasi komputer yang tinggi) Sistem yang dibutuhkan : Prossesor min Pentium 4 dan Ram min. 256 Mb.
Kekurangan: · Hanya bisa di install di platform windows · Menggunakan sistem server terpusat · Tidak adanya pembaharuan versi perangkat lunak (hanya melahirkan versi 1.0) · Tidak disediakannya fitur backup data pada versi 1.0, hanya dapat membaca dengan sistem otomasi lain yang menggunakan standart metadata Dublin Core Berikut ini contoh penggunaan intouch library di Ruang Baca Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.
InTouch Library menggunakan standar metadata Dublin Core, merupakan software berbasis dekstop apllication GUI, yang menggunakan kombinasi bahasa pemrogramman Ajax. Standar metadata Dublin Core InTouch Library ini tampak pada modul input data bibliografi yang menggunakan 15 unsur pada standar metadata dublin core, yaitu :
Main Entry (Entri utama dalam Intouch Library) Identifier Items: nomor atau serangkaian angka dan huruf yang mengidentifikasian sumber informasi. Dalam Intouch Library terdapat Volume, Printing(jumlah cetakan), editing, ISBN, Media Type, dan Language. Local call number :
Berisi Circ type, nomor DDC, Author Abrev, dan title abrev ,Publication data : berisi city pub (kota terbit), publisher (penerbit), yearpub(tahun terbit). Physical desc(deskripsi fisik), exemplar(jumlah exsemplar), index, bibliogrphy, location, spesific location, price(harga), funding(), found note, prosecced on (tanggal informasi diproses). Creator , berisi Contributor : orang atau badan yang ikut menciptakan sumber informasi, Rights : pemilik hak cipta sumber informasi, Relation : hubungan antara satu sumber informasi dengan sumber informasi lainnya, Coverage : cakupan isi ditinjau dari segi geografis atau periode waktu Subject :Subject : pokok bahasan sumber informasi, biasanya dinyatakan dalam bentuk kata kunci atau nomor klasifikasi Alternative :Berisi judul, judul series yang ada dalam koleksi.

Waterfall Model
Dalam pembangunan perangkat lunak menggunakan Linear Sequential / Waterfall Model. Metode ini merupakan model klasik yang    bersifat  sistematis,   berurutan   dalam    membangun     software. Seiring    dengan     kebutuhan     maka   Waterfall    Model     mengalami modifikasi     yaitu  ; Shasimi    dan   Roice’s   Final   model.
Pada   Third    Computer     Journal    Lecturer   terdapat   ulasan dengan   judul Discussion   on   The   Ideal   of   Program   Correctness   by Tony   Hoare  ,   artikel   tersebut   membandingkan   efektifitas   beberapa metode   pengembangan   sistem   termasuk        Waterfall  Model.Pada perkembangannya         terdapat  Waterfall    model    telah   dimodifikasi, salah satunya adalah     Roice’s  Final Model . (en.wikipedia, 2010).
Fase-fase dalam  Waterfall Model menurut Pressman, (2005), yaitu:
1.    Analysis Mengumpulkan   kebutuhan   data   perbandingan   dan   perkembangan teknologi  web service   dan web   application   secara   lengkap   kemudian   dianalisa   kelayakannya untuk    dijadikan  metode    dalam   pengembangan      sistem  informasi    perpustakaan beserta kebutuhan database yang harus dipenuhi oleh program yang akan dibuat.Fase ini dikerjakan agar   menghasilkan desain sistem yang lengkap.
2.  Design Desain software memiliki berbagai tahapan   yang berfokus pada   atribut   program yang jelas yaitu : data structure, software architecture, interface representations, dan    detail   procedur(algorithm).     Proses   desain   menterjemahkan      kebutuhan pengguna   dalam   sebuah   dokumen   aplikasi   yang   dapat   diperkirakan   kualitasnya sebelum   proses  coding   dimulai.    Pada   tahap   ini   menggunakan   model   Unified Modelling Language sebagai perangkat pembuatan desain software.
3.    Code Tahap Coding adalah tahap dimana hasil desain software diterjemahkan ke dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh komputer.        Dalam penelitian ini menggunakan  bahasa   pemrograman   PHP   karena   bahasa   pemrograman   ini   mendukung   aplikasi berteknologi   web.   Database   yang   dihasilkan   disimpan   dalam   aplikasi   database  MySQL.
4.  Test Pengujian    sistem   menggunakan  Black      box  testing,  yang  menganggap      aplikasi sebagai    sebuah   kotak   hitam   dimana    user  mengabaikan     sistem    bisnis  yang diadopsinya.   Blackbox testing menitikberatkan pada kesesuaian suatu komponen terhadap spesifikasi.




Standar metadata digunakan untuk menentukan unsur-unsur pokok yang harus ada pada suatu data. maka standar akan digunakan sebagai acuan dalam membuat metadata secara luas. Maka Marc muncul sebagai stadar metada yang dipakai secara luas. Dalam perkembangan muncul standar lain seperti Dublin core, mets dan lain lain. Dalam penerapan standar metadata, muncul berbagai aplikasi yang memduhkan para pustakawan dalam mengelola perpustakaan. Tentu hal itu tidak lepas dari adanya standar metadata yang ada. Dimana setiap aplikasi tersebut akan berbeda dengan yang lain sesuai apa dengan standar metadata yang dipakai.
Implementasi otomasi dalam beberapa kasus terjadi paradoks otomasi pada kondisi tugas-tugas layanan otomasi makin merosot kinerjanya baik dari segi kualitas – kuantitasnya ataupun efisiensi – efektivitas. Persoalan tersebut sering terjadi pada berbagai proyek implementasi sistem informasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan biasanya faktor SDM menjadi persoalan utamanya. Dicontohkan organisasi yang menerapkan sistem otomasi baru, dengan hardware tercanggih, penyiapan SDM dan biaya yang besar tetapi dalam beberapa bulan kemudian berbagai fungsi kerja yang tadinya bisa diselesaikan dalam satu hari ternyata malah sebaliknya menjadi beberapa hari, formulir yang tadinya satu lembar malah sebaliknya butuh beberapa formulir, data entry yang tadinya cukup satu kali kemudian malah sebaliknya menjadi dua kali entry, satu jenis layanan yang tadinya satu langkah malah sebaliknya butuh beberapa langkah, perbaikan suatu kasus transaksi ternyata butuh waktu lebih lama dari semula, satu tugas yang tadinya hanya butuh satu orang ternyata malah sebaliknya butuh tambahan petugas untuk menyelesaikannya. Pengalaman berbagai perpustakaan mengimplementasikan system otomasi mungkin bisa menunjukkan hal tersebut. Kasus – kasus di organisasi perusahaan tentunya jauh lebih banyak lagi. Diperlukan pengukuran kinerja untuk mengevaluasi dan mengelola system informasi sesuai visi, misi, dan tujuan organisasi.
Dalam hal ini, kualitas – kuantitas ataupun efisiensi – efektivitas bisa menjadi acuan. Kualitas dari segi tingkat kepuasan, ketepatan, atau bahan. Efisiensi dari segi waktu, biaya, SDM, atau dari segi tingkat kesulitan. Efektif dari segi biaya, tingkat kepuasan, atau dari output. Otomasi merupakan usaha untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja, diperlukan masukan (feedback) dan evaluasi agar tidak berubah sebaliknya menjadi paradoks.









DAFTAR PUSTAKA
Doris Bolef and Trudy Gardner.(1988),”Request for Proposal for Library Automation”,Library og rush University.
Bob Schatz and Diane J.Graves.(1996),”Request for Proposal” or Run for Protection?” Some Thoughts on Reps from A Librarian and A Bookseller”,Library Acquisitions,Vol.20, No.4,pp 421-428
Mansouri,A. and Soleymani Asl, N. (2019),”Assessing mobile application components in providing Library Services”, The electronic Library, Vol. 37 No.1,pp.49-66
Li,J.,Lu,M.,Dou,G. and Wangs, S.(2017),”Big data application framework and its feasibility analysis in library”,Information Discovery and Delivery, Vol.45 No.4, pp.161-168.
Raza,Z., Mahmood, K. and Warraich, N (2019),”Applicaction of linked data Technologies in digital libraries: a review of literature”,Library Hi Tech New, Vol.36 No.3,pp.9-12
Rahrovani,S.,Mirzabeigi,M. and Abbaspour,J.(2018),”The concreteness of searching module icons and their effectiveness in digital library applications”,The electronic Library, Vol. 36 No. 5, pp.800-810
Hahn,j.(2012),”Mobile augmented reality applications for library services”,New Library World,Vol.113 No.9/10,pp.429-438
Vanconcelos,L.,Baldochi,L. and Santos,R. (2020),”An approach to support the construction of adaptive Web applications”,International journal of web information systems, Vol. ahead-of-print No.ahead-of-print.
Li,S., Hao, Z., Ding, L. and Xu, X. (2019), “Research on the application of information technology of Big Data in Chinese digital Library”.Library Management,Vol. 40 No. 8/9, pp. 518-531.
Pomerantz, J., Abbas, J. & Mostafa, J. Teaching digital library concepts using digital library applications. International Journal Digital Library 10,1-13(2009).
Keil, K.,Ward, J.A.Applications of RISM data in digital libraries and digital musicology.Internasional Journal on Digital Library 20, 3-12 (2019)


Tidak ada komentar:

REQUEST FOR PROPOSAL (RFP) LIBRARY APPLICATION

REQUEST FOR PROPOSAL (RFP) LIBRARY APPLICATION Perkembangan perpustakaan digital tidak lepas dari perkembangan teknologi informasi. Digi...